TEKNIK
DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Metodologi Penelitian PAI
Pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Semester V
Tahun
Akademik 2013
Disusun
oleh: Kelompok 7
Ahmad
Badrudin NIM (14111110006)
Rohita NIM
(14111110080)
Khotimah NIM
(14111110142)
Dosen
Pengampu:
Drs.
H. Subur, M.Ag.
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
TAHUN
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil a’lamin puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan mudah-mudahan kita selaku umatnya.
Makalah
ini sengaja saya susun untuk memenuhi tugas Terstruktur mata kuliah
Metodologi
Penelitian PAI di
program studi PAI-B pada semester V. Makalah ini di dalamnya berisi
tentang Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
Dalam
penyusunan makalah ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada Bapak
Drs.
H. Subur, M.Ag.
Selaku dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian PAI yang
telah memberikan tugas dan juga kepada semua pihak yang ikut serta
dalam penyusunan makalah ini .
Makalah
ini tentu belum sempurna untuk pembaca. Meskipun penyusun makalah
telah mengarahkan segenap kemampuan dan daya. Oleh karena itu saya
selaku penyusun makalah sangat membutuhkan rekomendasi agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat tercapainya kesempurnaan. Dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.
Cirebon,
Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang 1
- Rumusan Masalah 2
- Tujuan 3
BAB
II PEMBAHASAN
- Wawancara (Interview) 4
- Kuesioner (Angket) 5
- Observasi (Pengamatan) 6
- Dekomentasi 10
- Tes 12
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan 14
- Saran-saran 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Penelitian merupakan
suatu cara untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari sebuah fenomena dan
permasalahan yang muncul. Hingga pada akhirnya dengan penelitian
jawaban yang didapatkan menjadi acuan dan rekomendasi untuk
memecahkan masalah. Dalam dunia pendidikan, permasalahan muncul
seiring dengan dinamisasi kehidupan dalam konteks pembelajaran.
Keadaan ini menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat pendidikan untuk
dapat memecahkan masalah-masalah tersebut salah satunya dengan jalan
penelitian.
Hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen
penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga
harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Selanjutnya
Sugiyono (2010:306) mengungkapkan bahwa :
“Peneliti
kualitatif sebagai human
instrument, berfungsi
menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.”
Dari
pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti memegang
peranan yang sangat penting dalam proses penelitian. Dalam
penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil
yang diharapkan semuanya belum jelas
Oleh karena itu peranan peneliti dalam penelitian kualitatif
merupakan instrument kunci atau bisa dikatakan “the
researcher is the key instrument”.
Dalam hal instrumen
penelitian kualitatif, Lincoln and Guba dalam Sugiyono
(2010:
306)
menyatakan bahwa :
“The instrument
of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that
other forms of instrumentation may be used in later phases of the
inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if
the human isntrument has been used extensively in earlier stages of
inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in
the data that the human instrument has product”.
Selanjutnya Nasution
dalam Sugiyono (2006) menyatakan :
“Dalam
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,
segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan
hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara
pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan
sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan
tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu
sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Berangkat
dari pemamparan diatas permasalahan dalam penentuan Instrumen dan
Teknik Pengumpulan Data dalam metode penelitian kualitatif,
ditentukan oleh peneliti itu sendiri. Dalam makalah ini akan mencoba
untuk membahas mengenai Instrumen dan Teknik Pengumpulan data Metode
kualitatif.
- Rumusan Masalah
- Apa pengertian Wawancara dan bagaimana teknik pengumpulan datanya?
- Apa pengertian Kuesioner dan bagaimana teknik pengumpulan datanya ?
- Apa Pengertian Observasi dan bagimana teknik pengumpulan datanya ?
- Apa pengertian Dokumentasi dan bagaiman teknik pengumpulan datanya ?
- Apa pengertian Tes dan bagaimana teknik pengumpulan datanya ?
- Tujuan
- Memahami pengertian wawancara dan teknik pengumpulan datanya.
- Memahami pengertian kuesioner dan teknik pengumpulan datanya.
- Memahami pengertian observasi dan teknik pengumpulan datanya.
- Memahami pengertian dokumentasi dan teknik pengumpulan datanya.
- Memahami pengertian tes dan teknik pengumpulan datanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan dapat
menggunakan sumber
primer
dan sumber
sekunder.
Sumber
primer
disini maksudnya sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data, sedangkan sumber
sekunder
yakni sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan
data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan Interview (wawancara),
Kuesioner (angket), Observasi (pengamatan), Dokumentasi dan Tes. Pada
bab ini hanya akan dikemukakan pengumpulan data berdasarkan
tekniknya, yaitu melalui cara yang di atas disebutkannya.
- Wawancara (Interview)
Wawancara
(Interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan
telpon.
- Wawancara Terstruktur
Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpulan data telah mngetahui dengan pasti tentang informasi
pa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan.
Berikut ini salah
satu contoh wawancara terstruktur :
Misalkan No. 1 :
Bagaimanakah
tanggapan saudara terhadap pelayanan Administrasi di kampus IAIN
Syekh Nurjati ini ?
- Sangat Memuaskan
- Memuaskan
- Tidak Memuaskan
- Sangat Tidak Memuaskan
- Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak
terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakanhanya beberapa garis besar permaslahan yang akan ditanyakan.
Berikut ini contoh
wawancara tidak terstruktur :
“Bagaimanakah
pendapat saudara terhadap pelayanan administrasi di Kampus IAIN
Syekh Nurjati ? dan apakah prosesnya mudah ?”
Informasi atau data
yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias sendiri yaitu
menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data
tersebut subyektif dan tidak akurat.1
- Angket (Kuesioner)
Anket atau kuesioner
juga bisa disebut pertanyaan, merupakan salah satu alat pengumpulan
data. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebagian
besar penelitian sosial, termasuk pendidikan, menggunakan kuesioner
sebagai teknik yang dipilih untuk mengumpulkan data.
Dalam pengumpulan
data melalui teknik angket, alat yang digunakan disebut angket atau
kuesioner. Oleh karena itu, langkah pertama dalam teknik angket
adalah menyusun angket. Menyusun angket tidak hanya mendaftarkan
pertanyaan, melainkan harus menaati aturan-aturan metodologis,
berpijak pada landasan-landasan fungsinya, menggunakan bentuk dan
bangunan terpola, dan memenuhi persyaratan-persyaratn fungsional
lainnya.
Perlu diperhatikan
bahwa secara teknis, langkah-langkah penyusunan angket dapat di
uraikan sebagai berikut :
- Menyusun kisi-kisi angket. Sebgaiman dalam menyusun pedoman wawancara,dan sebelum menyusun angket perlu menyusun kisi-kisi angket.
- Membuat kerangka pertanyaan. Kerangka pertanyaan disusun dengan mempertimbangkan bentuk angket, apakah terbuka ataupun tertutup.
- Menyusun urutan pertanyaan. Selanjutnya disusun menurut urutan tertentu sehingga antara satu dan lainnya ada kesinambungannya.
- Membuat format. Format angket harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden dalam mengisinya.
- Membuat petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian dibuat sesuai dengan format yang mencerminkan cara mengisi.
- Uji coba angket. Sebelum angket disebarkan, terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahuiletak kelemahan serta hal yang mungkin menyulitkan responden dalam menjawab.
- Revisi. Hasil uji coba selanjutnya dijadikan dasar untuk merevisi.
- Memperbanyak angket. Langkah terakhir dalam penyusunan angket adalah memperbanyak sejumlah responden yang menjadi anggota sampel.2
- Observasi
Dalam menggunakan
metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan
format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi.
Dari penelitian
berpengalaman diperoleh suatu petunujuk bahwa mencatat data observasi
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Misalnya, kita memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya
mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul, tetapi juga
menilai reaksi tersebut misalnya sangat, kurang atau tidak sesuai
dengan yang kita kehendaki.
Sebagai contoh dapat
dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
proses belajar mengajar dikelas. Variabel yang akan diungkap
didaftar, kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas
kejadian itu dijabarkan lebih lanjut
Variabel
- Guru mengajukan pertanyaan kepada murid (observasi selama 15 menit pada awal jam pelajaran). frekuensi
- Bertanya tentang hal yang sudah di terangkan ... XXXX
- Bertanya tentang jawaban teman sekelas ............ XXX
- Bertanya tentang tugas yang diberikan ............... XXXX
- Setiap kali guru bertanya bagimana tingkat kesukarannya.
- Sangat sukar ........................................................ X
- Sukar ................................................................... XXX
- Cukup ................................................................. XXXX
- Baik .................................................................... XX
Latihan
Pengamat
Mengamati
adalah menatap kejadian, gerakan atau proses. Mengamati bukannlah
pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil
pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh beberapa orang.
Di dalam melatih
pengamatan ini dapat juga dilakukan sebagai berikut :
- Dua-tiga orang pengamat memegang satu lembar format. Sambil mengamati kejadian mereka berunding, yang muncul termasuk kategori mana, lalu dicatat bersama.
- Langkah kedua, mereka terpisah dan memegang format serta mengadakan pencatatan. Sesudah beberapa menit (kurang lebih 15 menit) hasil pencatatanya didiskusikan, untuk mencari persamaan dan perbedaanya, Bagian-bagian yang berbeda didiskusikan. Langkah ini diulang-ulang sampai diperoleh kesamaan hasil pengamatan.
- Langkah ketiga, setelah kira-kira diperoleh kesamaan hasil (kesesuaian waktu/kebersamaan waktu) antar-pengamat, dilakukan uji coba terhadap beberapa responden.
- Langkah keempat, mencari koefesien kesepakatan pengamatan dan koefesien keajegan.
- Langkah kelima mengulangi lagi latihan dan diskusikan jika ternyata kedua koefisien tersebut masih rendah.3
Macam-macam
observasi sebagai berikut :
1.
Observasi
partisipatif
Dalam observasi ini,
peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang
atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru
dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat
siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2.
Observasi
tak berstruktur
Berlawanan dengan
participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses
yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan
olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian.
Kelemahan dari
metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam
teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dll.
3.
Observasi
kelompok
Ialah pengamatan
yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang
diangkat menjadi objek penelitian.
Adapun Manfaat
Observasi sebagai berikut :
• Peneliti
akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
• Peneliti
akan memperoleh pengalaman langsung.
• Peneliti
dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
• Peneliti
dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
• Peneliti
dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
• Peneliti
dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
Obyek Observasi
sebagai berikut :
1. Space :
Ruang dalam aspek fisiknya
2. Actor :
Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3. Activity :
Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4. Object :
Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act : Perbuatan /
Tindakan tertentu
6. Event : Rangkaian
aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7. Time :
Urutan Kegiatan
8. Goal :
Tujuan yang ingin dicapai
9. Feeling :
Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang.4
- Dokumentasi
Tidak kalah penting
dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda
dan sebagainya.
Dibandingkan
dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
berubah. Dengan metode dekomentasi yang di amati bukan benda hidup
tetapi benda mati.
Seperti telah
dijelaskan, dalam menggunakan metode dekomentasi ini peneliti
memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal
membubuhkan tanda check atau tally di tempat sesuai. Untuk mencatat
hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar
variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.
Contoh
:
Peneliti
ingin memilih buku pelajaran mana yang paling tepat untuk digunakan
sebagai acuan dalam mengajar. Tentu saja buku yang akan dipilih
tersebut harus berisi sesuatu yang dapat menuntun guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Misalnya ada 5 buku, baik dan tidak nya
buku pelajaran dapat di ukur dari beberapa hal, antara lain :
- Kelengkapan isi
- Tingkat keterpahaman atau mudah dan tidaknya dipahami
- Pemberian contoh yang jelas
- Adanya gambar atau ilustrasi untuk memperjelas uraian
- Ada dan tidaknya rangkuman
- Ada dan tidaknya soal latihan5
Dokumen adalah
merupakan catatan peristiwa yangtelah lalu. Dokumen dapat berbentuk
tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya.
Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa,
film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan,
prasasti dan lain sebagainya.
Secara interpretatif
dapat diartikan bahwa dekumen merupakan rekaman kejadian masa lalu
yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat,
buku harian dan dekomen-dekumen. Dokumen kantor termasuk lembaran
internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan
pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran.6
Nasution menjelaskan
bahwa:” ada sumber yang non manusia (non human resources), antara
lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik.
Dokumen digunakan
dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen
tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai
kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1)
Evistemic
values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum
diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen.
2)
Functional
values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena
memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan
berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.
3)
Condotional
values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa
kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat
memperkuat dokumen tersebut.
4)
Social
values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan
guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil
penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau
didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, disekolah,
ditempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian
juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya
tulis akademik dan seni yang telah ada.
Selanjutnya perlu di
perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi,
misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya,
karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula
autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.7
- Tes
Tes umunya bersifat
mengukur, walaupun beberapa bentu tes psikologis terutama tes
kepribadian banyak yang bersifat deskriftif, tetapi deskriptifnya
mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga
mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran.8
Ditinjau dari
sasaran atau objek yang akan di evaluasi, ada beberapa macam tes dan
alat ukur lainnya, yaitu sebagai berikut :
- Tes kepribadian, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang. Hal yang di ukur adalah kreativitas, disiplin, kemampuan khusus dan sebagainya.
- Tes bakat, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat orang.
- Tes intelegensi, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
- Tes kiap, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
- Teknik proyeksi, yaitu tes yang di mulai dipopulerkan oleh L.K. Frank Tahun 1939 didalam Bukunya Projective Methods for the study of personality.
- Tes minat, yaitu tes yang digunakan menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
- Tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.9
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari uraian diatas dapatlah kita
simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi, kita tidak hanya dapat
menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa menggunakan instrument
non tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian.
Teknik-teknik non-tes juga menempati
kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar,
lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta
didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi
terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak
mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya.
Bentuk-bentuk instrumren evaluasi
non-tes seperti wawancara (interview),
pengamatan (observation), angket (questionere),
studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary
analysis) dapat
kita pakai sebagai alternative dalam melaksanakan evaluasi.
- Saran-saran
Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada
sesuatu yang kurang dan kami sebagai penulis baik dari pembahasan
ataupun dari segi tulisan menyadari akan hal demikian. Maka dari itu
kami akan berusaha lebih baik dengan selalu mengedepankan
sumber-sumber yang lebih layak sebagai referensi. Kami sangatlah
mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun saran sehingga dapat
menjadi sebuah intropeksi dari karya kami juga sebagai semangat dan
landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.
Sugiyono. 2002.
Metodologi
Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D).Alfabeta
: Jakarta.
Mahmud. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan.
CV Pustaka Setia : Bandung.
Nasution. 1992.Metode
Penelitian Naturalistik Kualitatif,
Tarsito : Bandung.
Sukmadi Nata, Nana
Syaodih. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan.
PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Satori, Djam’an
dan Aan Komariah.2009. Metodelogi
Penelitian Kualitatif,
Alfabeta, Bandung.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta
: Penerbit Rineka Cipta. 2010) h. 272-274
5
Suharsimi Arikunto, Ibid.h. 274-275
6
Satori, Djam’an
dan Aan Komariah, Metodelogi
Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 147.
7
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992). Hlm. 85.
8
Nana Syaodih Sukmadi Nata, Metode
Penelitian Pendidikan. (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.2010)h. 223.
9
Mahmud, Ibid.h. 185
Tidak ada komentar:
Posting Komentar