Senin, 03 Maret 2014

budaya mendorong kemajuan dan kemiskinan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetauan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyaraka
Menurut Kluckhohn (1951) hampir semua antropolog Amerika setuju dengan dalil proposisi yang diajukan oleh Herkovits dalam bukunya yang berjudul man and his work tentang teori kebudayaan, yaitu:
1)    Kebudayaan dapat dipelajari.
2)    Kebudayaan berasal atau bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia.
3)    Kebudayaan mempunyai struktur.
4)    Kebudayaan dapat dipecah-pecah kedalam berbagai aspek.
5)    Kebudayaan bersifat dinamis.
6)    Kebudayaan bersifat variabel.
7)    Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah.
8)    Kebudayan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk mengatur keadaan totalnya dan menambah artibagi kesan kreatifnya.
B.    Budaya Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19 Filfus Hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tak begitu saja menerima apa saja yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan demikian akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus-menerus.
Budaya memasukkan dunia kedalam wilayah manusia, lalu menyebabkan dunia menjadi manusiawi. Akibatnya manusia mengolah tanah, membangun rumah dan kuil, mempelajari gerakan bintang, dan edaran musim. Dalam pengalaman sejarah umat manusia, dikenal pula gejala-gejala kelelahan budaya. Manuisia mendambakan kehidupan bangsa primitif yang penuh dengan ritus, adat dan hiasan. Manusia mulai jemu dengan budaya yang serba melelahkan dan ingin nikmat secara alami. Sekalipun bangsa primitif pun mempunyai budaya, hal itu tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadang-kadang orang mengira bahwa semakin maju budayanya, maka semakin banyak dosa yang dibuat. Sebaliknya, semakin primitif budaya itu, maka semakin suci.
Rousseau mengajak manusia kembali pada alam (1750). Karena alam merupakan sesuatu yang ideal yang harus semakin didekati dan dicapai oleh manusia. Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu menyerat manusia kedalam jurang kerusakan. Sehubungan dengan itu, Freud dalam brosurnya yang berjudul Das Unbehagen in derkultur (derita didalam budaya) menjelaskan bahwa budaya dapat bersifat neurotis. Dalam brosurnya yang lain Die Zukunft einer Illussion (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumberbudaya terdiri atas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau situasi kepepet. Yang pertama mendorongnya untuk bermasyarakat dan yang kedua mendorongnya untuk bekerja.
Freud menunjukkan bahwa segala usaha budaya manusia itu merugikan, karena menurut pandangannya yang vitalitas itu manusia adalah homo natura yang sudah selayaknya mencari kebahagiaannya di alam dunia dan berharap akan bertemu dengan Tuhan.
Budaya Membutuhkan Etika
    Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya,  manusia menemukan unsur dosa didalamnya. Sambil hidup didalam budaya manusia pun mengambil jarak dari budaya tersebut. Inilah yang dalam bahasa Jerman disebut innerweltliche askese (bertapa dalam dunia). Dengan demikian seorang Calvinis yang mengenal dan menjalani askese, tak menarik diri alam dunia. Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan dengan cara sederhana saja.
    Sehubungan dengan itu, Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik segala hal yang berharga sehingga harus dikejarnya, maupun sebagai yang tidak berharga sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati, tetapi jika gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri. Budaya disamping membawa kemuliaan, juga membawa laknat.
    Budaya manusia dapat menaklukkan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutub yang saling membutuhkan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas dan meningkat seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membahayakan manusia sendiri yang mencitakannya.ekspansi yang hebat dari teknik menghasilkan imperialisme teknik mengancam budaya susila. Contohnya, perkakas yang semula merupakan perpanjangan tangan manusia, kemudian malah menyebabkan manusia malah cenderung menjadi perpanjangan perkakasnya, sehingga budaya dengan itu mengancam manusia.
    Sehubungan dengan itu, filosof Prancis Albert Schweizer pernah mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran. Oleh sebab itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan mati-matian unsur etika dalam mendasari budaya.
C.    Produktivitas
Kemajuann teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan mopdal dan tenaga kerja.tambaha satu unit modal atau tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi. Artinya bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses suatu produksi, maka nakan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka semakin meningkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga kerja sudah tidak efektif lagi, walaupun ada tambahan tenaga kerjaapi tidak mempengaruhi terhadap tambahan produksi, diperlukan tambahan modal. Untuk memperoleh produktivitas yang optimal dipergunakan penggunaan faktor-faktor produksi (modal, sumber daya manusia (SDM), dan alam) secara optimal pula, tanpa mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu. Apabila tidak dipergunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan karena modal mengalami penyusutan. Begitu juga sumber daya manusia apabila tidak dipergunakan pun akan menimbulkan masalah-masalah sosial, disamping juga upah aset yang tidak produktif.
Untuk menaikkan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan, serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu pendidikan dan latihan yang berorientasi p-ada perwujudannya manusia mandiri sangat diperlukan.
D.    Budaya Yang Menyebabkan Kemiskinan
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok, seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan sebagainya. Dengan kata lain kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya. Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari komteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.

A.    Terbatasnya Sumber Daya Alam (SDM)
Pada hakikatnya sumber daya alam adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada dipermukaan tanah, atau yang tersimpan didalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi.
Sumber daya alam ini merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau negara. Walaupun begitu bukan berarti bahwa bangsa atau negara yang menyimpan banyak sumber daya alam akan menjadi makmur. Tentu tidak, hal ini masaih memerlukan pengolahan yang baik. Pengolahan yang kurang baik, selaintidak dapat memberikan manfaat yangb optimal, juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Sumber daya alam ini ada yang dapat diperbaharui seperti, kekayaan hutan yang berupa flora dan faunanya, dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti, minyak bumi, emas,  nikel, baja, dan sebagainya, sehingga untuk kelestarian sumber daya alam ini perlu adanya konservasi dan aturan untuk mengelola sumber daya alam ini.
B.    Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya alam yang tidak pernah dijamah manusia, selamanya tidak akan pernah memberi manfaat.  Kelangkaan sumber daya manusia ini, pada suatu daerah atau negara menyebabkan sumber daya alam tidak dapat dikelola dengan sempurna.
C.    Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak dapat berbuat banyak. Kalaupun sumber daya alam dan sumber daya manusianya cukup, tetapi apabila apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaan itu belum bisa diambil manfaatnya. Karena barang modal merupakan alat untuk mengelola kekayaan yang dimiliki.
D.    Rendahnya Produktivitas
Kemiskinan suatu negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu berbuat banyak untuk mengejar ketinggalannya dari negara maju, karena produktivitasnya sangat rendah. Begitu juga dengan kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana sehingga produktivitasnya sangat rendah. Agar sumber daya alam itu tidak musnah, seperti barang tambang yang tidak dapat diperbaharui, penggunaannyadiatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu yang relatif singkat. Adapun sumber daya alam yang dapat diperbaharui harus tetap dijaga kelestariannya, misalnya dengan mengadakan reboisasi dan konservasi.



E.    Rendahnya Pendidikan
Kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Di negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi, sebaliknya dinegara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah. Itulah sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pembangunan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkatan keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah tersedia tenaga-tenaga terampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan negaranya.
























BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Kebudayaan merupakan pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
Faktor budaya  yang mendorong kemajuan diantaranya:
    Budaya membutuhkan etika.
    Budaya membutuhkan produktivitas, yang meliputi:
•    Sumber daya alam (SDA).
•    Sumber daya manusia (SDM).
Faktor budaya yang menyebabkan kemiskinan diantaranya:
    Terbatasnya sumber daya alam (SDA).
    Terbatasnya sumber daya manusia (SDM).
    Terbatasnya modal.
    Rendahnya produktivitas.
    Rendahnya pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar