Senin, 03 Maret 2014

kalimat efektif

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap. Artinya, unsur-unsur kalimat tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan pengertian kalimat efektip?
2.    Apa saja ciri – ciri dari kalimat efektif?
3.    Bagaimana bentuk kalimat efekip yang tidak lengkap?
C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengertian kalimat efektip.
2.    Untuk memahami ciri – ciri dari kalimat efektif.
3.    Untuk memahami bentuk kalimat efekip yang tidak lengkap.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mahasiswa mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.
2.    Mahasiswa mampu mempelajari tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi.
3.    Mahasiswa mampu menggunakan bahasa yang dapat digunakan juga mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula. Adapun syarat-syarat kalimat efektif diantaranya  secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya dan mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
B.    Ciri – Ciri Kalimat Efektif
1.    Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Ahmad (S) pergi (P) ke pasar (KT).
Tidak menjamakkan subjek.
Contoh:
Ahmad pergi ke pasar, kemudian Ahmad pergi ke warteg (tidak efektif)
Ahmad pergi ke pasar, kemudian ke warteg (efektif)
2.    Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang menimbulkan tafsiran ganda atau ambigu.
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif dan terdapat tafsiran ganda). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).


3.    Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan: yaitu:
a.    Menghilangkan pengulangan subjek.
b.    Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c.    Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d.    Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena Ahmad tidak diajak, Ahmad tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif). Karena tidak diajak, Ahmad tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Ahmad sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.    Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.    Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a.    Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b.    Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif. (tidak efektif)
Makalah ini membahas kalimat efektif. (efektif)
6.    Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Ahmad menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Ahmad menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong ahmad dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.    Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat.
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b.    Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak yatim piatu. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak yatim piatu. (benar)
c.    Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d.    Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
C.    Kalimat Efektif yang Tidak Lengkeap
Menurut Nazar ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi:
a.    Ketidaklengkapan Unsur Kalimat
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan.
b.    Ketidaklengkapan Unsur Kalimat
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan.
c.    Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris
Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut Ramlan penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing. Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where.
d.    Kalimat Mengandung Makna Ganda
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu
e.    Kalimat Bermakna Tidak Logis
Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis.
f.    Kalimat Mengandung Pleonasme
Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau mubazir karena ada terdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan dan  dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, serta bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.
g.    Kalimat dengan Struktur Rancu
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh:
1.    Pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku.
2.    Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya.
3.    Dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut :
a.    Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus memahami atau membedakan kalimat efektif yang baik dan intensif.
b.    Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan mutu pengkajiannya dalam membentuk kalimat efektif.
c.    Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh setiap mahasiswa baik yang tampak melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur penting dalam sebuah kalmat efektif.
B.    Saran
Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
a.    Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus memahami atau membedakan kalimat efektif yang baik dan intensif.
b.    Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan mutu pengkajiannya dalam membentuk kalimat efektif.
c.    Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh setiap mahasiswa baik yang tampak melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur penting dalam sebuah kalmat efektif.

DAFTAR FUSTAKA
Akhadiah, Dr. Sabarti. 1988. “Menulis Bahasa Indonesia”. Jakarta: pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1991. “Pelik-pelik Bahasa Indonesia” .Bandung: Pustaka Prima.
Suryanto, Alex. 2007. “Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia”. Tanggerang: Erlangga.
NS. Sutarno. Dr. 2008. "Menulis yang Efektif”. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Nahadi dkk. 2007. “Bahasa Indonesia untuk SMP kelas IX”. Jakarta: Erlangga.
Sarwoko, Tri Adi. 2007. “Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik”. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Iskak, Ahmad Yustenak. 2008. “Bahasa Indonesia Tataran Semenanja untuk SMK dan MA kelas X”: Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar