BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, prinsip-prinsip ajaran agama islam tidak terbatas pada ajaran agama manusia mengikuti kebenaran atau memperhatikan jiwa hanya yang menyangkut hubungan antara dunia ini dengan dunia lain yang akan datang.
Seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan akan mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada pada waktu itu. Begitu juga pada ilmu kalam, seiring dengan berjalannya waktu ilmu kalam mengalami kemajuan sesuai dengan waktu pada saat itu.
Dalam makalah ini saya akan mencoba memaparkan tentang riwayat mutakallimin modern dan pemikiran-pemikirannya.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh kalam modern?
2. Bagaiman pemikiran tokoh kalam modern?
C. Tujuan
1. Mengetahui tokoh kalam modern
2. Mengetahui tokoh kalam modern
1
BAB II
PEMBAHASAN
MUHAMMAD ABDUH
1. Riwayat Hidup Muhammad Abduh
Syekh Muhammad Abduh memiliki nama lengkap muhammad Ibn Abduh Ibn Hasan Khairullah. Dia dilahirkan di desa Mahallat Nashr kabupaten buhairah, Mesir pada tahun 1849 M. Beliau bukan keturunan dari keluarga kaya dan bukan pula keturunan bangsawan. Akan tetapi, ayahnya terkenal sebagai orang terhormat yang suka memberi pertolongan. (Mustopa, 2010. Hlm:109)
Mula-mula abduh dikirim ayahnya kemasjid Al-Ahmadi tanta yang kemudian tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain al-azhar. Akan tetapi abduh kembali kedesanya dan bertani seperti saudara-saudaranya, hanya dua tahun bertahan disana karena sistem pengajaran yang menjengkelkan. Pada saat kembali kedesanya pada usia 16 tahun ia langsung dinikahkan dan bersikeras tidak maumelanjutkan studinya, akan tetapi atas dorongan pamannya(Syekh Darwis), yang mempengaruhi kehidupannya sebelum ia bertemu dengan Jamaludin al-Afghani. Atas jasanya itu, Abduh merasa telah terbebaskan atas penjara kebodohan , dan ats bimbingan Al-Afghani, Abduh merasakan berada ditempat yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada bulan februari 1866 ia melanjutkan studinya di al-azhar dibawah bimbingan pamannya. Setelah 5 tahun menjadi mahasiswa al-azhar jamaludin al-afghani tiba di mesir dan Abdupun selalu menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiyahnya sehingga menjadi murid dan politik. Artikel pembaharuannya banyak dimuat pada surat kabar Al-Ahram di kairo.(Abdul rozak & Rosihon Anwar, 2001. Hlm: 212)
2
2. Pemikiran Kalam Muhammad Abduh
a. Kedudukan akal dan fungsi wahyu
diakuinya sendiri, Ada dua persoalan pokok yang menjadi pokok pemikiran Abduh, sebagaimana yaitu:
1. Membebaskan akal pemikiran dari belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengatahuan agama sebagaimana haknya salaf al-ummah, sebelum timbulnya perpevcahan yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Qur’an.
2. Memperbaiki gaya bahasa arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi dikantor-kantor pemerintahan baik dalam tulisan-tulisan dimedia massa.
b. Kebebasan manusia dan Fatalisme
Bagi abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia njugan memiliki kebebasan memilih, yang merupakan sifat dasar yang ada pada diri manusia. Kalau sifat dasar ini dihilangkan dari dirinya, ia bukan manusia lagi, tetapi makhluk lain. Manusia dengan akalnya mamupu mempertimbangkan akibat perbuatan yang dilakukannya. Kemudian mengambil keputusan dengan kemauannya sendiri, dan selanjutnya mewujudkan perbuatannya itu dengan daya yang ada pada dirinya.
c. Sifat-sifat Tuhan
Menurut Abduh, bahwa hukum-hukum yang wajib bagi Tuhan adalah bahwa Ia Qadim, sebab jika Ia bukan Qadim berarti Ia baharu. Sedang yang baharu pasti didahului, sehingga kalau begitu Ia berhajat kepada yang mengadakan-Nya. Ia juga bersifat Baq (kekal tanpa kesudahan).(Ahmad Fauzi, 2008. Hlm: 106)
3
SAYYID AHMAD KHAN
1. Riwayat Hidup Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan berasal dari keturuna Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali dan dia dilahirkan didelhi pada tahun 1817 M. Neneknya adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istana pada zaman Alamaghir II (1754-1759) dan dia sejak kecil mengenyam pendidikan tradisional dalam wilayah agama dan belajar bahasa arab dan juga pula belajar bahasa Persia. Ia adalah sosok orang yang gemar membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ketika berumur belasan tahun dia bekerja pada Serikat India Timur. Bekerja pula sebagai hakim, tetapi pada tahun 1846 ia kembali kekota kelahirannya Delhi dan mempergunakan kesempatan untuk belajar.(Harun Nasution, 19856. Hlm: 165)
Dikota inilah ia dapat melihat langsung peninggalan-peninggalankejayaan islam, dan bergaul dengan tokoh-tokoh dan pemuka muslim, semasa di Delhi ia mulai mengarang. Karya pertamanya adalah Asar As-Sanadid. Pada tahun 1855, ia pindah ke Bijnore. Ditempat ini ia tetap mengarang buku-buku penting islam india. Pada tahun 1857 terjadi pemberontakan dan kekacauan politik di Delhi yang menyebabkan timbulnya keresahan terhadap orang india. Ketika melhat rakyat Delhi, ia sempat berpikir untukmeninggalkan india menuju mesir, tetapi ia sadar ahrus memperjuangkan umat islam india agar menjadi maju. Ia mencegah terjadinya kekerasan dan banyak menolong orang inggris dari pembunuhan, hingga diberi gelar Sir, tetapi ia menolaknya. Pada tahun 1861 ia mmendirikan sekolah inggris di Muraddad. Hingga akhir hayatnya ia mementingkan pendidikan umat islam india. Pada tahun 1878 ia juga mendirikan sekolah Mohammedan Anglo Oriental Collage (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan umat islam india.
4
2. Pemikiran Kalam Sayyid Ahmad Khan
Sejalan dengan paham Qadariyah yang dianutnya, ia menentang keras paham taqlid. Khan berpendapat bahwa umat islam india mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Gaung peradaban islam klasik masih melenakan mereka sehingga tidak menyadari bahwa peradaban baru telah nubcul di Barat. Peradaban baru ini muncul berdasar pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan inilah penyebab utama bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat.
MUHAMMAD IQBAL
1. Idup Riwayat hidup Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sailkot (Punjab/India). Tanggal 22 Februari 1873. Nenek moyangnya menganut agama hindu dari kasta brahmana kasymir yang telah memeluk agama islam kira-kira 300 tahun sebelumnya. Pendidikan yang ditempuh adalahsekolah dasar di Maurry College pada tahun 1905 kuliah di universitas Cambridge Inggris dan dua tahun berikutnya pindah ke Universita Munich Jerman untuk sebuah penelitian.
2. Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal
Islam dalam pandangan Iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat statis. Islam , katanyamempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerak perubahan dalamkehidupan sosial kemanusiaan. Oleh karena itu, manusia dengan kemampuan khudinya harus menciptakan perubahan.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIPULAN
Pada intinya islam bersifat dinamis (baergerak) tidak statis (diam). Islam mengalami kemunduran karena tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Islam sekarang harus bisa menyesuaikan situasi dan kondisi sesuai dengan perkembangan zaman agar tetap berkembang.
6
Daftar Pustaka
Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2001
Mustopa, Mazhab-Mazhab Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Nurjati IAIN-Publisher, 2010.
Fauzi, Ahmad, Ilmu Kalam (Sebuah Pengantar), STAIN Press Cirebon, 2008.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, prinsip-prinsip ajaran agama islam tidak terbatas pada ajaran agama manusia mengikuti kebenaran atau memperhatikan jiwa hanya yang menyangkut hubungan antara dunia ini dengan dunia lain yang akan datang.
Seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan akan mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada pada waktu itu. Begitu juga pada ilmu kalam, seiring dengan berjalannya waktu ilmu kalam mengalami kemajuan sesuai dengan waktu pada saat itu.
Dalam makalah ini saya akan mencoba memaparkan tentang riwayat mutakallimin modern dan pemikiran-pemikirannya.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh kalam modern?
2. Bagaiman pemikiran tokoh kalam modern?
C. Tujuan
1. Mengetahui tokoh kalam modern
2. Mengetahui tokoh kalam modern
1
BAB II
PEMBAHASAN
MUHAMMAD ABDUH
1. Riwayat Hidup Muhammad Abduh
Syekh Muhammad Abduh memiliki nama lengkap muhammad Ibn Abduh Ibn Hasan Khairullah. Dia dilahirkan di desa Mahallat Nashr kabupaten buhairah, Mesir pada tahun 1849 M. Beliau bukan keturunan dari keluarga kaya dan bukan pula keturunan bangsawan. Akan tetapi, ayahnya terkenal sebagai orang terhormat yang suka memberi pertolongan. (Mustopa, 2010. Hlm:109)
Mula-mula abduh dikirim ayahnya kemasjid Al-Ahmadi tanta yang kemudian tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain al-azhar. Akan tetapi abduh kembali kedesanya dan bertani seperti saudara-saudaranya, hanya dua tahun bertahan disana karena sistem pengajaran yang menjengkelkan. Pada saat kembali kedesanya pada usia 16 tahun ia langsung dinikahkan dan bersikeras tidak maumelanjutkan studinya, akan tetapi atas dorongan pamannya(Syekh Darwis), yang mempengaruhi kehidupannya sebelum ia bertemu dengan Jamaludin al-Afghani. Atas jasanya itu, Abduh merasa telah terbebaskan atas penjara kebodohan , dan ats bimbingan Al-Afghani, Abduh merasakan berada ditempat yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada bulan februari 1866 ia melanjutkan studinya di al-azhar dibawah bimbingan pamannya. Setelah 5 tahun menjadi mahasiswa al-azhar jamaludin al-afghani tiba di mesir dan Abdupun selalu menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiyahnya sehingga menjadi murid dan politik. Artikel pembaharuannya banyak dimuat pada surat kabar Al-Ahram di kairo.(Abdul rozak & Rosihon Anwar, 2001. Hlm: 212)
2
2. Pemikiran Kalam Muhammad Abduh
a. Kedudukan akal dan fungsi wahyu
diakuinya sendiri, Ada dua persoalan pokok yang menjadi pokok pemikiran Abduh, sebagaimana yaitu:
1. Membebaskan akal pemikiran dari belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengatahuan agama sebagaimana haknya salaf al-ummah, sebelum timbulnya perpevcahan yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Qur’an.
2. Memperbaiki gaya bahasa arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi dikantor-kantor pemerintahan baik dalam tulisan-tulisan dimedia massa.
b. Kebebasan manusia dan Fatalisme
Bagi abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia njugan memiliki kebebasan memilih, yang merupakan sifat dasar yang ada pada diri manusia. Kalau sifat dasar ini dihilangkan dari dirinya, ia bukan manusia lagi, tetapi makhluk lain. Manusia dengan akalnya mamupu mempertimbangkan akibat perbuatan yang dilakukannya. Kemudian mengambil keputusan dengan kemauannya sendiri, dan selanjutnya mewujudkan perbuatannya itu dengan daya yang ada pada dirinya.
c. Sifat-sifat Tuhan
Menurut Abduh, bahwa hukum-hukum yang wajib bagi Tuhan adalah bahwa Ia Qadim, sebab jika Ia bukan Qadim berarti Ia baharu. Sedang yang baharu pasti didahului, sehingga kalau begitu Ia berhajat kepada yang mengadakan-Nya. Ia juga bersifat Baq (kekal tanpa kesudahan).(Ahmad Fauzi, 2008. Hlm: 106)
3
SAYYID AHMAD KHAN
1. Riwayat Hidup Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan berasal dari keturuna Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali dan dia dilahirkan didelhi pada tahun 1817 M. Neneknya adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istana pada zaman Alamaghir II (1754-1759) dan dia sejak kecil mengenyam pendidikan tradisional dalam wilayah agama dan belajar bahasa arab dan juga pula belajar bahasa Persia. Ia adalah sosok orang yang gemar membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ketika berumur belasan tahun dia bekerja pada Serikat India Timur. Bekerja pula sebagai hakim, tetapi pada tahun 1846 ia kembali kekota kelahirannya Delhi dan mempergunakan kesempatan untuk belajar.(Harun Nasution, 19856. Hlm: 165)
Dikota inilah ia dapat melihat langsung peninggalan-peninggalankejayaan islam, dan bergaul dengan tokoh-tokoh dan pemuka muslim, semasa di Delhi ia mulai mengarang. Karya pertamanya adalah Asar As-Sanadid. Pada tahun 1855, ia pindah ke Bijnore. Ditempat ini ia tetap mengarang buku-buku penting islam india. Pada tahun 1857 terjadi pemberontakan dan kekacauan politik di Delhi yang menyebabkan timbulnya keresahan terhadap orang india. Ketika melhat rakyat Delhi, ia sempat berpikir untukmeninggalkan india menuju mesir, tetapi ia sadar ahrus memperjuangkan umat islam india agar menjadi maju. Ia mencegah terjadinya kekerasan dan banyak menolong orang inggris dari pembunuhan, hingga diberi gelar Sir, tetapi ia menolaknya. Pada tahun 1861 ia mmendirikan sekolah inggris di Muraddad. Hingga akhir hayatnya ia mementingkan pendidikan umat islam india. Pada tahun 1878 ia juga mendirikan sekolah Mohammedan Anglo Oriental Collage (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan umat islam india.
4
2. Pemikiran Kalam Sayyid Ahmad Khan
Sejalan dengan paham Qadariyah yang dianutnya, ia menentang keras paham taqlid. Khan berpendapat bahwa umat islam india mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Gaung peradaban islam klasik masih melenakan mereka sehingga tidak menyadari bahwa peradaban baru telah nubcul di Barat. Peradaban baru ini muncul berdasar pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan inilah penyebab utama bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat.
MUHAMMAD IQBAL
1. Idup Riwayat hidup Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sailkot (Punjab/India). Tanggal 22 Februari 1873. Nenek moyangnya menganut agama hindu dari kasta brahmana kasymir yang telah memeluk agama islam kira-kira 300 tahun sebelumnya. Pendidikan yang ditempuh adalahsekolah dasar di Maurry College pada tahun 1905 kuliah di universitas Cambridge Inggris dan dua tahun berikutnya pindah ke Universita Munich Jerman untuk sebuah penelitian.
2. Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal
Islam dalam pandangan Iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat statis. Islam , katanyamempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerak perubahan dalamkehidupan sosial kemanusiaan. Oleh karena itu, manusia dengan kemampuan khudinya harus menciptakan perubahan.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIPULAN
Pada intinya islam bersifat dinamis (baergerak) tidak statis (diam). Islam mengalami kemunduran karena tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Islam sekarang harus bisa menyesuaikan situasi dan kondisi sesuai dengan perkembangan zaman agar tetap berkembang.
6
Daftar Pustaka
Rozak, Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2001
Mustopa, Mazhab-Mazhab Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern, Nurjati IAIN-Publisher, 2010.
Fauzi, Ahmad, Ilmu Kalam (Sebuah Pengantar), STAIN Press Cirebon, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar