Minggu, 06 Januari 2013

Resume buku ulumul quran II Karya Drs. Ahmad Syadali, 1997



RESUME

BUKU ULUMUL QURAN II

PENGARANG: Drs. H. AHMAD SYADALI, M. A., Dkk

TERBITAN: PUSTAKA SETIA,1997

Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah ulumul qur’an
Dosen: Muslihuddin. M.Ag
 









Disusun oleh:

Ahmad Badrudin

(NIM 14111110006)



TARBIYAH/PAI-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGTERI SYEKH  NURJATI CIREBON
2011


BAB I
ILMU I’JAZUL QURAN

I’jaz menurut bahasa artinya melemahkan. Dan mukjizat artinya sesuaru yang luar biasa., yang ajaib atau menakjubkan. Sedangkan menurut istilah mukjizat ialah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bias mengungguli seluruh masalah yang berkembang.

Mukjizat hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasul Allah untuk menumbangkan kepercayaan manusia yang telah mempertuhankan selain Allah SWT. Sebagai contoh mukjizat yang ada pada Nabi Muhammad SAW .berupa Al-Quranjelasberbeda dengan mukjizat para Easul sebelumnya. I’jazul quran (kemukjizatan Al-Quran) melebihi segalanya dibandingkan dengan apa yang sedang mereka banggakan. Dan keutamaan mukjizat Al-Quran ini bukan hanya ditunjukkan kepada bangsa Arab, namun diperuntukkan kepada seluruh alam.

I’jazul quran juga merupakan bukti kebenaran  Muhammad sebagai Rasul Allah. Karenanya sasran mukjizat Al-Quran adalah non Muslim. Sedangkan bagi orang muslim kekaguman mereka terhadap Al-Quran menunjukkan adanya keistimewaan dalam Al-Quran.

Dengan demikian I’jazul quran memiliki beberapa tujuan, yaitu:
  1. untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW .
  2. untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Quran benar-benar merupakan wahyu dari Allah .
  3. untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghoh bahasa manusia .
  4. untuk menunjukkan daya upaya dan rekayasa manusia .

Syekh Muhammad Abduh dalam kitabnya “Rasalatut-tauhid” menerangkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa dimasa turunnya Al-Quran: “Al-Quran diturunkan pada masa yang disepakati oleh para ahli riwayat bahwa masa itu adalah masa yang amat gemilang ditinjau dari kemajuan bahasa dan pada masa itu banyak sekali terdapat ahli sastra dan ahli pidato”
Berikut ini beberapa ulama yang berpendapat tentang segi-segi kemukjizatan Al-Quran:
  1. menurut Al-jahidz, Al-Jurjani, dan abd. Qahir Al-Jurjani, bahwa kemukjizatan Al-uran hanya padaa susunan lafal-lafalnya saja.
  2. menurut Muh. Ismail Ibrahim, Az-Zamakhsyari dan Fahnur Razi, bahwa kemukjizatan Al-Quran hanya pada keilmiahannya saja.
  3. menurut Iam Qurtubi, bahwakemukjizatan Al-Quran karena uslubnya lain dari padayanglain, susunannya indah, adanya berita kejadian-kejadian yang akan terjadi dan lain sebagainya.
  4. menurut Ar-Zaqani, bahwa kemukjizatan Al-Quran ada pada keindahan bahasa dan uslub-uslubnya, berisi beberapa ilmu pengetahuan, memenuhi semua hajat manusia, adanya berita gaib dan lain-lainnya.


BAB II
ILMU RASMUL QURAN


  1. PENGERTIAN ILMU RASMUL QURAN

Ilmu rasmul quran yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf Al-Quran yan dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Penulisan Al-Quran pada masa Nabi SAW . dilakukan oleh para sahabat-sahabatnya. Nabi juga membentuk tim khusus untuk sekertars (juru tulis) Al-QUran guna mencatat iapkali turun wahyu. Diantaramereka ialah : Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka’ab, dan Tsabit bin Qais.

Pada waktu itu merekamenulis Al-Quran berdasarkan petunjuk Nabi SAW., baik dalam penulisannya maupun urutanya. Penulisannya dilakukan dibeberapa tempat seperti ;kulit binatang, pelpah kurma, tulang dan lain sebagainya. Kemudian tulisan-tulisan tersebut disrahkan kepadaNabi SAW untuk disimpan dan masing-masing juga menyimpannya untuk sendiri serta menghafalnya.


  1. RASMUL USMANI

Pada masa khalifah Usman bin Affan, umat Islam telahtersebar keseluruh penjuru dunia sehingga pemeluk agama Islam bukan hanya orang-orang Arab saja. Pada saat itu muncul perdebatan tentang bacaan Al-Quran yang masing-maing pihak mempunyai dialekyang berbeda. Sangat disayangkan masing-masing pihak merasabahwa bacaan yang digunakannyaadalah yang terbaik. Kemudian seorang sahabat bernama Hudzaifah mengajukan usulkepada khalifah Usman bin Affan untuk menulis mushaf yang dapat diterima oleh semua pihak.

Maka dibentuklah tim khusus untuk menulis mushaf Al-Quran sebagai yang diharapkan. Tim khusus itu diketuai oleh Zaid bin Tsabit dengan para anggota;Abdullah bin Zubair, Abdurrahman bin Haris bin Hisyam, dan Said bin Ast’ats. Mereka menulis al-Quran dengan berpedoman pada mushaf yang berada pada khafsoh serta hafalan para sahabat.

Dari penulisan Al-Quran yang dilakukan pada masa khalifah Usman bin Affan ini sangat berfaedah bagi umat islam, yakni untuk :
  1. menyatukan kaummuslimi pada satu macam mushaf seragam ejaan dan tulisannya.
  2. menyatukan dan menyeragamkan bacaan, kendatipun masihada perbedaan bacaan, namun bacaan itu tidak berlawanan dengan ejaan mushaf usmani.
  3. menyatukan tertib susunan ayat-ayat.











BAB III
ILMU QASHASHUL QURAN

  1. PENGERTIAN KISAH DALAM AL-QURAN
bagasa qashash jamak dari qishash, artinya kisah, cerita, berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah qashashul quran ialah kisah-kisah dalam Al-Quran tentang para Nabi dan Rasul merka, serta peristiw-peristiwa yang terjadi pada Menurut masa lampau, masa kini, dan masa yang akan dtang.

  1. MACAM MACAM KISAH DALAM AL-QURAN

Kisah-kisahdalam Al-Quran dapat dibagi dalam beberapa macam, yaitu:
  1. dari segi waktu
ditinjau dari segi waktu kisah-kisah dalam Al-Quran ada tiga, yaitu:
  1. kisah hal gaibyang terjadi pada masa lalu, cotohnya kisah tentang dialogantara malaikat dengan tuhannya mengenai penciptaan khalifah buni sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S. Al-Baqarah: 30-34).
  2. kisah hal gaib yang terjadi pada mas kini, conyohnya: kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam lailatul qadar seperti diungkapkan dalam (Q.S. Al-Qadr: 1-5).
  3. kisah hal gaib yang akan terjadi pada masa yang akan dating, contohnya: kisah tentang adanya hari kimat seperti dijelaskan dalam Al-Quran suratAl-Qariah, Az-Zalzalah dan lainnya.

  1. dari segi materi
Ditinjau dari sgi materi, kisah-kisah dala Al-Quran ada tiga, yaitu :
1)      kisah-kisah para nabi, contohnya : kisah nabi Adam (Q.S. al-baqarah: 30-39).
2)      kisah tentang peristiwa-peristiwa yangtelh terjadi masa lampau yang tidak dapat dipstikan kenabiannya, contohnya: kisah tentang luqman (Q.S. luqman: 12-13).
3)      kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimaa Rasulullah SAW, contonya: kisah tentang ababil (Q.S. al-Fil: 1-5)


3.      FAIDAH KISAH DALAM AL-QURAN
  1. menjelaskan dasar-dasar dakwah agama Allah dan menerangkan pokok-pokok syariat yang disampaikan para nabi.
  2. Memntapkan hati Rasulullullah SAW dan umatnya dalam mengamalkan agama islam dan menguatkan kepercayaan para mukmin tentang akan datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yan sesat.
  3. Menabadikan usaha-usaha para nabi dan peringatan para nabi yang terdahulu adalah benar.
  4. Menampakkan kebenaran nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya, dengan tepat beliau menerangkan keadaan umat-umat terdahulu.
  5. ,enyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka.
  6. Menanamkan akhlakul karimah danbudi yang mulia.
  7. Menarik perhatian para pendengar dan diberikan pelajaran kepada mereka.




BAB IV
ILMU AMTSALUL QURAN

  1. PENGERTIAN ILMU AMTSALUL QURAN
Secara bahasa amtsal berasal dari kata mitsl yang artinya perumpamaan, sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yaitu:
a.       Menurut ulama ahli adab, amtsal adalah ucpan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
b.      Menurut ulama ahli bayan, amtsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena danya persamaan yang dalam ilmu balaghoh disebut  tasybih.
c.       Menurut ulama ahli tafsir, amstal adalah menampakkan pengrtian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang menena dala jiwa.


  1. MANFAAT AMTSALULQURAN
Ungkapan-ungkapan dalam bentuk amtsal dalam Al-Quran mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
  1. pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat ditangkap oleh indera manusia.
  2. Dapat mengungkapkan kenyataan dan mengkongkritan hal yang abstrak.
  3. Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dala ungkapan yang singkat dan padat.
  4. Mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yang menarik dalam Al-Quran.
  5. Menghindarkan dari perbuatan tercela.




BAB V
TAFSIR AL-QURAN

1.      PENGERTIAN
Dalam bahasa arab tafsir berasal dari kata al fasr kemudian dirubah menjadi bentuk ta’fil menjadi al-tafsir yang berarti penjelasan atau keterangan. Tafsir menurut Ar-Zarakasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya Muhammad saw dan menjelaskan makna-maknanya, mengeluarkan hokum-k-hukum dan hikmah-hikmahnya, menguraikannya dari segi bahasa, nahwu, sharaf, ilmu bayan, ushul fiqh dan ilmu qiraat, untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat dan nasakh-mansukh.

Sebagian ulama mengatakan bahwa kata tafsir menurut istilah berarti ilmu tentang turunnya ayat-ayat Al-Quran, sejarah dan situasi pada saat ayat-ayat itu diturunkan, juga sebab-sebab turunnya ayat, meliputi: sejarah tentang penyusunan ayat yang turun di Makkah dan Madinah, ayat-ayat yang muhkamat (terang dan jelas maknanya) dan mutasyabihat (yang memerlukan penafsiran dan pentakwilan), ayat-ayat yang nasakh dan yang dimansukh, ayat-ayat yang bermakna khusus dan bermakna umum, ayat-ayat yang mutlak dan muqoyyad, ayat-ayat yang bersifat mujmal dan mufashshal (terperinci), ayat-ayat yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu, dan sebagainya.

2.      MACAM-MACAM  TAFSI R  MENURUT  SUMBERNYA
Dari segi sumbernya tafsir ada tiga macam, yaitu:

a.       Tafsir bil Ma’tsur
Tafsir bil ma’tsur sering disebut jug atafsir bil riwayah yaitu tafsir yang dalam menafsirkan Al-Quran didasarkan ats sumber penafsiran dari riwayat para sahabat dan tabi’in. sedangkan menurut istilah tafsir bil ma’tsur ialah tafsir yang dilandaskan atas dalil-dalil shahih yang dinuqilkan secara tertib, mulai tafsir Al-Quran dengan Al-Quran, atau dengan As-Sunnah, karena As-Sunnah dating itu untuk menjelaskan kitab Allah, atau dengan apa yang diriwayatkan dari para sahabat, karena mereka orang yang paling tahu dengan kitab Allahtersebut, atau dengan apa yang dikatakan oleh tokoh tabi’in, karena umumnya mereka menerima hal itu dari sahabat.

b.      Tafsir bil Ra’yi
            Tafsir bil ra’yi sering disebut juga tafsir bil dirayah yaiitu tafsir yang didasarkan atas sumber ijtihad dan pemikiran mufassir terhadap tuntunan kaidah bahasa arab dan kesusasteraannya, teori ilmu pengetahuan, setelah ia menguasai sumber-sumber tadi. Sedangkan menurut istilah tafsir bil ra’yi adalah tafsir dimana dalam tafsir tersebut Mufassir menerangkan makna hanya berlandaskan pemahaman yang khusus dan tidak ada keterangannya itu dari pemahaman yang sesuai dengan jiwa syariah dan yang berdasarkan nas-nasnya.
c.       Tafsir bil izdiwaji
                        Tafsir bil izwadi disebut juga dengan metode campuran antara tafsir bil ma’tsur dengan tafsir bil ra’yi yaitu menafsirkan Al-Quran dengan dassar perpaduan antara sember tafsir riwayat yanfg kuat dan shahih dengan sumber hasil ijtihad akan pikiran yang sehat. 





3.      MACAM-MACAM TAFSIR MENURUT METODENYA

a.      Menurut sumber penafsiran
Ada tiga yaitu tafsir bil ma’tsur, bil ra’yi dan bil izwadi yang sudah dijelaskan diatas.

b.      Menurut cara penjelasannya
Ada duayaitu tafsir bayani(deskriptip) dan tafsir muqarin (komperatif).

c.      Keluasan penjelasan tafsir
Yaitu tafsir ijmali (global) dan tafsir itrabi (terperinci).

d.     Susunan tertib ayat
Yaitu tafsir tahlili (surat dan ayat tertib sesuai mushaf) dan tafsir maudu’I (mengumpulkan ayat-ayat yang membahas satu topic).

Berdasarkan berbagai jenis focus tafsiran maka telah berkembang berbagai aliran tafsir al-quran, seperti:
1.      Tafsir lugawi
Tafsir al-quran yang fokuspada bidang bahasa seperti I’rab dan harakat bacaannya.
2.      Tafsir isy’ari
Tafsir al-quran yang focus pada bidang tasawuf dan kebatinan.
3.      Tafsir ilmi
Tafsir al-quran yang yang beraliran ilmiah dan modern.
4.      Tafsir fiqih
Tafsir al-quran yang difokuskan pada bidang hokum.
5.      Tafsir falsafi
Tafsir al-quran yang  beraliran filsafat dan rasional.







BAB VI
QAWAID TAFSIR

1.      PENGERTIAN QAWAID TAFSIR
Menurut bahasa qawaid artinya kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip dasar tafsir. Sedangkan yang dimaksud qawaid tafsir dalam hal ini adalah kaidah-kaidah yang diperlukan oleh para Mufassir dalam memahami ayat-ayat al-que’an meliputi penghayatan uslub-uslubnya, pemahaman asal-asalnya, penguasaan rahasia-rahasianya dan kaidah-kaidah kebahasaannya.

2.      MACAM-MACAM QAWAID TAFSIR
a.       Mantuq dan Mafhum
Mantuq adalah makna yang ditujukan oleh lafadz dalam pembicaraan atau penuturan. Sedangkan mafhum adalah makna yang dipahami bukan dari pembicaraan. Contohnya dalam surat Al-Isra ayatb 23, yang menyatakan bahawa larangan memperbuat lebih dari sekedar “ah”.
b.      ‘Am dan Khas
‘Am adalah lafadzyang member pengertian umum yang mencakup segala sesuatu yang termasukdalam lingkungannya tanpa ada batasan dalam jumlah ataupun bilangan. Khas adalah lafadz yang menunjuk kepada pengertian tertentu atau khusus.

Ada enam perkataan yang menunjukkan kepada pengertian ‘Am, yaitu”
a)      Kullun, jami dan kaffah, yang berarti semua yang terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 26.
b)      Isim mausul (kata penghubung) dalam bentuk tunggal, ganda maupun jamak, seperti terdapat dalam surat An-Nisa ayat 15.
c)      Isim ma’rifah, sebagaimana terdapat  dalam surat Al-Maidah ayat 38.
d)      Kata-kata jamak yang ditandai ta’rif dan idafah contohnya seperti lafadz “aula dikum”dalam surat An-Nisa ayat 11.
e)      Isim-isim syara, contohnya dalam surat Al-Furqan ayat 68.
f)        Isim nakiroh dengan naïf, seperti dalam surat Al-Hujurat ayat 21.
d.      Mutlaq dan Muqoyyad

Nas yang mutlaq adalah nas yang menunjuk kepda satu pengertian saja tidak berkaitan dengan ayat lain. Sebaliknya, Muqoyyad adalah sesuatu yang menunjukkan kepada satu pengertian, akan tetapi pengertian tersebut harus dikaitkan kepada adanya pengertian yang diberikan oleh ayat yang lain.

e.       Mujmal dan Mubayyan

Mujmal adalah ayat yang menunjukkan kepada sesuatu pengertian yang terang dan tidak rinci (global). Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 110. Sedangkan mubayyan adalah ayat yang menunjukkan kepada pengertian yang sudah jelas atau terperinci, contohnya dalam suratAl-Qiyamah ayat 22 dan 23.

f.       Muhkam dan Mutasyabih

Muhkam adalah nas yang tidak memberikan keraguan lagi tentang apa yang dimaksudkannya (nas yang sudah memberikan pengertian yang pasti). Mutasyabih adalah pengertian yang samar-samar dan kemungkinan memiliki beberapa arti. Dasar adanya ayat muhkam dan mutasyabih adalah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat tujuh.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar