1.
Latar Belakang
Masa perkembangan anak adalah cara
anak-anak melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan
yang dasarnya telah di letakan pada masa bayi. Dalam makalah ini, penulis akan
memaparkan tentang perkembangan pada masa anak-anak. bagaimana perkembangan
fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara, perkembangan emosi,
perkembangan sosial dan perkembangan bermain anak-anak. bagaimana disiplin yang
dilakukan pada masa anak, bakat apa saja yang ada pada anak hingga
kenakalan-kenakalan seorang anak dan apa manfaat serta bahaya dari kenakalan
ank-anak tersebut.
Hubungan orang
tua sngat berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. apa saja yang harus
para orang tua lakukan pada anak yang sedang emosi, dan bagaimana caranya orang
tua memahami anak. tahap perkembangan anak pun di bagi menjadi beberapa
periode. Di masa anak-anak, mereka mempunyai permasalahan-permasalahan yang
terkadang sulit untuk dipahami. Kepribadiaan anak-anak cenderung aktif dan
memeiliki kreativitas yang sangat tinggi. Selain itu, sifat imajinasinya pun
selalu dalam pikirannya.
Pendidikan pada
masa anak-anak harus diperhatikan oleh para orang tua, sedikit saja lengah
anak-anak akan dipertanyakan masa depannya. Pendidikan umum dan pendidikan
agama harus seimbang. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus memikirkan
moral, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan di bina pada
anak.
2. Rumusan Masalah
1)
Apa yang di maksud dengan masa perkembangan pada masa anak-anak?
2)
Perkembangan apa saja yang terjadi pada masa anak-anak?
3)
Bagaimana cara orang tua menghadapi anak-anak?
4)
Masalah-masalah apa saja yang ada pada masa anak-anak?
3. Tujuan
1)
Mengetahui apa yang di maksud dengan perkembangan pada masa anak-anak.
2)
Mengetahui perkembangan apa saja yang ada pada masa anak-anak
3)
Mengetahui cara orang tua menghadapi anak-anak.
4)
Mengetahui masalah-masalah apa saja yang ada pada masa anak-anak.
PEMBAHASAN
Tahap perkembangan yang perlu kita ketahui sebelum
membahas lebih dalam tentang anak. menurut Bijou,ada lima periode perkembangan,
yaitu: periode pra lahir (pembuahan sampai lahir), masa neonates (lahir sampai
10-14hari), masa bayi, (dua minggu sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua
tahun sampai remaja) yang terdiri dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2
sampai 6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (6 sampai 13 tahun) dan masa puber
(11 sampai 16 tahun).[1]
Menurut
Hurlock ada 10 dasar mengenai perkembangan, yaitu:
1.
Perkembangan melibatkan perubahan
3.
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
4.
Pola perkembangan dapat diramalkan
5.
Pola perkembangan punya karakteristik yang dapat diramalkan
6.
Terdapat perbedaan individu dalam belajar
7.
Adanya periode dalam pola perkembangan
8.
Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial
9.
Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang potensial
10. Kebahagiaan
bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Masa perkembangan anak-anak adalah cara anak-anak
melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang
dasarnya telah diletakkan pada masa bayi. Masa anak-anak dimulai setelah
melewati masa bayi, kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual
kira-kira usia 13 tahun untuk wanita, dan 14 tahun untuk laki-laki. Selama masa
panjang itu, terjadilah seujmlah perubahan yang mencolok baik secara fisik
maupun secara psikologis.
Masa anak-anak ini dibagi menjadi 2 periode. Periode awal
mulai dari umur 2-6 tahun (penutup masa bayi – usia dimana ketergantungan
secara praktis sudah dilewati ), dan periode kedua mulai dari 6 sampai tiba
saatnya anak matang secara seksual (tumbuhnya kemandirian- berakhir sekitar
usia masuk sekolah dasar ). Masa anak-anak harus dipisah karena pertama,
anak-anak yang belum mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda
dengan anak-anak yang sudah masuk sekolah. Kedua karena efek dari faktor-faktor
sosial, bukan oleh faktor-faktor fisik.[3]
Menurut M. Montessori (pendidik wanita asal Italia), masa
peka adalah masa pertumbuhan suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi serta
dikembangkan. Usia (3-5 tahun) adalah masa yang baik untuk mempelajari bahasa
ibu dan bahasa didaerahnya. Kadang-kadang seorang anak sudah peka membaca pada
umur 4 tahun, ada juga yang 5 tahun tapi yang paling lambat 6-7 tahun. Menurut
system pendidikan klasikal, anak yang berusia 6 tahun itu harus masuk sekolah
agar bias membaca. Tetapi menurut M. Montessori, untuk membaca hampir lampau
menjelang 6 tahun. [4]
Pentingnya
kesediaan belajar
Bila anak belum siap belajar, upaya mengajar mereka
membuang buang waktu dan tidak ada gunanya.hal itu akan menimbulkan perilaku
yang justru tidak diinginkan, misalnya belajar kebiasaan buruk atau tidak ingin
belajar. Sebaliknya apabila anak sudah siap belajar, tetapi tidak didorong
untuk melakukannya, maka minat mereka akan hilang. Kemudian ketika para orang tuadan
guru memutuskan bahwa telah tiba saatnya untuk belajar mereka tidak mau lagi
berusaha.[5]
Ciri-ciri
awal masa anak-anak :
Menurut
sebagian orang tua awal
masa anak-anak adalah usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Karena pada
masa ini anak-anak dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut
kebebasan. Orang tua juga menganggap masa anak-anak itu sebagai usia mainan.
Karena anak mudah menghabiskan senagian besar waktu bermain dengan mainannya.
Contoh : bandel, keras kepala, tidak mnurut (negatifitas), melawan,
sering kali marah tanpa alasan, dan merasa cemburu.
Menurut
para pendidik, awal
masa anak-anak adalah usia prasekolah. Untuk membedakannya saat dimana anak
dianggap cukup tua, baik secara fisik maupun secara mental.
Menurut
para ahli psikologi, awal masa anak-anak adalah :
1.
Usia kelompok, karena masa ini dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar
prilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi.
2.
Usia menjelajah, karena anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya,
bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi
bagian dari lingkungan.
3.
Usia bertanya, karena salah satu cara anak-anak pada umumnya dalam
menjelajahi lingkungan adalah dengan cara bertanya.
4.
Usia meniru, karena anak-anak mudah meniru pembicaraan dan tindakan
orang lain.
5. Usia kreatif,
karena anak-anak lebih menunjukkan kreatifitas dalam bermain.[6]
Perkembangan
fisik pada awal anak-anak
Terdapat bukti bahwa perbedaan fisik dan mental
terdapat pada semua jenis kelamin dan anak dengan latar belakang ras yang
berbeda. Perbedaan ini sebagian karena faktor keturunan dan sebagian dari
faktor lingkungan.[7]
Anak dengan kecerdasan lebih tinggi, tubuhnya
cenderung tinggi dari pada anak dengan kecerdasan rata-rata atau dibawah
rata-rata. Pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara lebih cepat pada anak
perempuan. Anak dari kelompok ekonomi tinggi, perkembangannya tinggi, berat dan
otot-otot badan cenderung lebih baik dibanding anak-anak dari kelompok ekonomi
rendah.
Kebiasaan fisiologis, nafsu makan anak-anak tidak
sebesar seperti masa bayi, karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan
sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan
yang tidak disukai. Anak-anak usia 3 tahun, tidur sekitar 12 jam sehari.
Merekapun harus bias mengendalikan kantung kemih pada malam hari.
Anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar
bicara. Karena belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak
yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan
kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai anggota kelompok daripada yang
kemampuan berkomunikasinya terbatas.[8]
Perkembangan
motorik pada masa anak
Perkembangan motorik adalah pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi. Selama 4 atau 5 tahun pertama kehidupan pasca lahir, anak dapat
mengendalikan gerakan yang kasar. Bila tidak ada gangguan yg menghambat
perkembangan motorik, umur 6 tahun anak akan siap menyesuaikan diri dg sekolah
dan teman sebayanya. Anakpun akan siap melakukan penyesuaian sosial dan pribadi
yang baik. Gerak motorik contohnya, mengisap, menelan, berkedip, menggenggam,
dll.[9]
Perkembangan
bicara pada anak
Cara seorang anak berbicara yaitu, pertama, kemampuan
mengeluarkan bunyi tertentu dalam kombinasi yang dikenal sebagai kata yakni
aspek motorik bicara, dan kedua, kemampuan mengaitkan arti dengan kata-kata
tersebut, yakni aspek mental dan bicara. Kondisi yang menimbulkan perbedaan
dalam belajar berbicara yaitu kesehatan, kecerdasan, keadaan sosial ekonomi,
jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran keluarga, urutan
kelahiran dan metode pelatihan anak. Dari umur 18 bulan sampai 4 atau 5 tahun,
anak menguasai kemampuan berbicara tetapi mereka harus belajar lebih banyak
lagi sebelum mereka mencapai kemampuan berbicra orang dewasa. [10]
Perkembangan
emosi pada anak
Emosi yang umum pada awal masa anak-anak yaitu amanah,
iri hati, takut, gembira, cemburu, sedih, ingin tahu dan kasih sayang.[11]
Perkembangan
sosial pada anak
Pola prilaku sosial pada masa anak yaitu meniru,
persaingan, kerjasama, simpati, empati, hubungan sosial, membagi dan prilaku
akrab. Sedangkan pola prilaku tidak sosial pada masa anak yaitu negativism, agresif,
prilaku berkuasa, memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, merusak
pertentangan seks, dan persaingan. [12]
Perkembangan
bermain pada anak
Penggolongan teman pada masa anak-anak ada 3, yaitu:
Rekan (Biasanya anak-anak memilih rekan
baik laki-laki maupun perempuan dan dari segala umur). Teman bermain
(Biasanya anak-anak memilih teman bermain dari yang sejenis dan dari segala
umur). Teman baik (Biasanya anak-anak memilih teman baik yang sejenis
dan dari segala umur. Biasanya individu dapat berkomunikasi dengan bertukar
pendapat dan saling dapat dipercaya). [13]
Pola bermain awal masa anak-anak. Anak-anak senang
dibacakan dan melihat gambar-gambar dari buku ( dongeng-dongeng, nyanyian anak,
cerita-cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari). Anak-anak jarang melihat
bioskop, tapi ia senang dengan film kartun, film tentang binatang dan film
rumah tentang anggota keluarga. Anak-anak juga senang mendengarkan radio tapi
lebih senang melihat televisi. [14]
Perkembangan
moral pada anak
Perkembangan moral pada masa awal anak-anak masih
dalam tingkat yang rendah, karena anak tidak mengerti masalah standar moral.
Anak-anak hanya belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa. Awal masa
anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui
paksaan”. Kohlberg memperinci dan memperluas tahap-tahap perkembangan moral
Piaget dengan 2 tahap, tahap pertama adalah anak menilai benar salahnya
perbuatan berdasarkan akibat-akibat fisik dari perbuatan itu. Dan tahap kedua
anak menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar memperoleh pujian.
Kategori konsep umum yang berkembang selama masa
anak-anak adalah kehidupan, kematian, fungsi tubuh, ruang, berat, bilangan,
waktu, diri sendiri, kesadaran sosial, keindahan, dan kelucuan. [15]
Jenis
disiplin yang digunakan pada masa awal anak-anak
1.
Disiplin otoriter
Orang tua menetapkan peraturan-peraturan dan
memberitahukan anak bahwa ia harus memtuhi peraturan-peraturan tersebut.
2.
Disiplin yang lemah
Anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, anak tidak
dihukum dengan sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak
yang berprilaku sosial baik.
3.
Disiplin demokrasi
Anak harus mengetahui mengapa peraturan-peraturan
dibuat oleh orang tua dan anak-anak memperoleh kesempatan mengemukakan
pendapatnya sendiri bila ia menganggap bahwa peraturan itu tidak adil.[16]
Pengaruh disiplin pada masa
anak-anak
1.
Pengaruh pada prilaku
2.
Pengaruh pada sikap
3. Pengaruh pada
kepribadian[17]
Minat pada awal masa anak-anak
1.
Minat pada agama
2.
Minat pada tubuh manusia
3.
Minat pada diri sendiri
4.
Minat terhadap seks
5. Minat terhadap
pakaian
Hubungan keluarga pada awal masa
anak-anak
-
Hubungan orang tua-anak
Karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal
perasaan aman dan kebahagiaan, maka hubungan yng buruk dengan orang tua akan
berakibat sangat buruk.
-
Hubungan dengan saudara
Tidak semua hubungan dengan saudara bersifat
bertentangan, kalaupun ada hanyalah sesekali saja. Misalnya dari saudaranya,
anak menilai prilakunya sendiri sebagai mana orang menilainya.
-
Hubungan dengan sanak keluarga
Apabila keluarga tinggal di kota lain/berbeda, maka
hubungan dengan anak akan jarang. Peran saudara sepupu adalah sebagai teman
bermain, sedangkan nenek berperan sebagai pengasuh atau pengganti ibu. [18]
Konsep dan bentuk kepribadian anak
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan.
Penggolongan
kepribadian dibagi menjadi :
1.
Tipe Sanguin
Tipe ini memiliki crri-ciri: memiliki banyak kekuatan,
bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan
senang. Tipe ini pun memiliki kelemahan, yaitu cenderung impulsive, dan
bertindak sesuai emosinya atau keinginannya.
2.
Tipe Flegmatik
Tipe ini memiliki cirri-ciri; gejolak emosinya tidak
tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya
tidak terlihat secara jelas
3.
Tipe Melankolik
Tipe ini memiliki cirri-ciri: terobsesi dengan
karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan
hidup, perasaan yang sangat kuat dan sangat sensitif.
4.
Tipe Kolerik
Tipe ini memiliki cirri-ciri: cenderung berorientasi
pada pekerjaan dan tugas, disiplin kerja yang sangat tinggi dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas.
5.
Tipe Asertif
Tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: mampu
menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi
perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. [19]
Kondisi
yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak-kanak
1.
Cara pelatihan anak
2.
Cita-cita orang tua
3.
Posisi urutan
4.
Kelompok minoritas
5. Ketidaknyamanan
lingkungan. [20]
Faktor
yang mempengaruhi kepribadian seorang anak
1.
Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
Biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.
2.
Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Biasanya
merupakan keluarga, teman, tetangga, TV, VCD, Koran, majalah, dll.[21]
Bahaya
pada awal masa anak-anak
1.
Bahaya fisik
Kematian, penyakit, kecelakaan, tidak menarik,
kejanggalan. Kegemukan, dan tangan kidal.
2. Bahaya
psikologis
Bersifat tidak sosial, gagal belajar penyesuaian
sosial karena kurangnya bimbingan. Disiplin yang tidak konsisten, gagal dalam
mengambil peran seks sesuai dengan pola yang disetujui oleh kelompok sosial,
kemerosotan dalam hubungan keluarga dan konsep diri yang kurang baik.
Kebahagian pada awal masa anak-anak bergantung lebih kepada kejadian
yang menimpa anak dari pada kejadian diluar rumah. [22]
Orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia, maka
harus mengetahui masalah prilaku anak secara obyektif. Orang tuapun harus
belajar melihat anak dengan mata ketika anak berada dalam keadaan tenang,
berguna, dan berprilaku baik. Prilaku-prilaku ini harus dibuat sebagai
miniature di mata orang tua.[23]
Beberapa prilaku anak dan berbagai
konsekuensinya
Ø
Anak yang sedang marah, jika di beri permen maka permen itu akan
menghentikan kemarahan anak tersebut.
Ø
Anak yang berprilaku antagonis yang suka membuat pernyataan seperti “
ibu tidak menyayangiku”, maka orang tua perlu meyakinkan anak, merespon prilaku
anak, dan memberi perhatian pada anak.[24]
Kenakalan anak
a.
Secara sadar dan sengaja
Pada
dasarnya anak memahami betul perbuatan burukyang dilakukannya. Ia tahu bahwa
dirinya tengah melakukan perbuatan tercela.
b.
Secara tidak sadar dan tanpa di sengaja
c.
Terjadi dimana seorang anak melakukan perbuatan buruk tanpa memahami
keburukannya itu.
Sebab-sebab
kenakalan anak yang harus diperhatikan
a.
Tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
b.
Perasaan marah dan jengkel
c.
Sang anak dibiarkan menangis sehingga mendorong dirinya untuk terus
menangis bahkan sampai berguling-guling di tanah.[25]
Manfaat
ulah anak
a.
Melatih anak bersikap mandiri
b.
Melatih anak menghadapi dan menentang kehendak orang lain yang keliru
c.
Meneguhkan tekad hati sang anak dalam mewujudkan keinginannya
d.
Melatih daya kreativitas sang anak
e.
Mendidik anak untuk memperjuangkan tujuannya dengan cara yang benar
Bahaya
ulah anak
a.
Menyebabkan ketidak keteraturan
b.
Menciptakan kebiasaan membantah perintah dan melawan orang tua
c.
Membuat aanak lari dari tanggung jawab
d.
Merepotkan orang lain
e.
Terhentinya proses perkembangan anak secara normal[26]
Bakat
pada anak
Untuk memahami bakat pada anak, kita dapat mengarahkan
mereka secara baik. Bakat sendiri adalah semacam perasaan dan perhatian, ia
salah satu metode piker. Pengalaman itu menyinari bakat, dan bakat didapat
melalui belajar, baik ia berhubungan dengan materi pelajaran, permainan, dan
pikiran dalam menjawab teka-teki. Contoh bakat pada anak yaitu dalam berbagai
macam kegiatan selain menggambar, seorang anak menyukai belajar al jaba, bahasa
Perancis, suka main bola dan olah raga. Kebanyakan anak mempunyai bakat yang
bertingkat tingkat kuat lemahnya. Jadi, bakat itu berbeda beda derajatnya,
ditentukan oleh kuat atau lemahnya bakat umum si anak.[27]
Cara
mencari bakat anak
a.
Dengan memperhatikan apa yang di kerjakan anak
b.
Dengan menganalisa jawabannya terhadap beberapa pertanyaan yang di
hadapkan kepadanya dalam bentuk angket
c.
Dengan meneliti jawabannyaterhadap pertanyaan-pertanyaan tes bakat yang
telah standar
Macam-macam
bakat
a.
Bakat lapangan
b.
Bakat mekanik
c.
Bakat bilangan
d.
Bakat ilmu
e.
Bakat persuasi
f.
Bakat seni
g.
Bakat sastra
h.
Bakat music, dll [28]
PENUTUP
Kesimpulan
Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak
melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang
dasarnya telah di letakan pada masa bayi. Perkembangan yang terjadi pada
anak-anak diantaranya yaitu perkembangan fisik, perkembangan motorik,
perkembangan bicara, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan
bermain anak-anak. Disiplin dibutuhkan
pada masa anak. Bakat-bakat yang ada pada anak diantaranya yaitu anak
suka bermain bola, disamping itu mempunyai bakat di bidang pendidikan dan seni.
kenakalan-kenakalan seorang anak tidak hanya menimbulkan manfaat saja, tetapi
bahaya dari kenakalan ank-anak tersebut juga banyak . Hubungan orang tua sangat
berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. Para orang tua harus pengertian
pada anak yang sedang emosi,yaitu dengan cara memperhatikan anak tersebut. Tahap
perkembangan anak di bagi menjadi 5 periode, yaitu periode pra lahir (pembuahan
sampai lahir), masa neonates (lahir sampai 10-14hari), masa bayi, (dua minggu
sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua tahun sampai remaja) yang terdiri
dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun) dan masa kanak-kanak
akhir (6 sampai 13 tahun) dan masa puber (11 sampai 16 tahun).[29]
Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah tetang perkembangan
pada masa anak-anak ini, penulis khususnya dan para pembaca dapat memahami
bagaimana perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak. penulispun berharap
adanya kritik saran dr para abaca. Karena semua itu untuk sempurnanya pembuatan
makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,
B. Elizabeth. 1999. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga :
Jakarta
Zulkifli. 1992. Psikologi
Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Sjarkawi. 2005. Pembentukan
Kepribadian Anak. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Azerrad, Jacob. 2005. Membangun Masa Depan Anak. Nusamedia, Nuansa: Bandung.
Qaimi, Ali. 2002. Keluarga dan Anak Bermasalah. hlm.20-22. Cahaya: Bogor.
Kuder,
Frederic dan Blance B.Paulson. 2004. Mencari
Bakat Anak-Anak. N.V Bulan Bintang: Jakarta.
Hidayati,
Arini. 1998. Televisi dan
Perkenbangan Sosial Anak. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
[1][1] Hidayati, Arini. 1998. Televisi dan Perkenbangan Sosial
Anak. hlm. 13. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
[3] Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. hlm. 108. Erlangga : Jakarta
[27] Kuder, Frederic dan Blance B.Paulson. 2004.
Mencari Bakat Anak-Anak. hlm. 11-15. N.V Bulan Bintang: Jakarta.
[29][29] Hidayati, Arini. 1998. Televisi dan Perkenbangan Sosial
Anak. hlm. 13. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar