Senin, 07 Januari 2013

psikologi perkembangan masa anak-anak


1.      Latar Belakang
Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di letakan pada masa bayi. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang perkembangan pada masa anak-anak. bagaimana perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan bermain anak-anak. bagaimana disiplin yang dilakukan pada masa anak, bakat apa saja yang ada pada anak hingga kenakalan-kenakalan seorang anak dan apa manfaat serta bahaya dari kenakalan ank-anak tersebut.
Hubungan orang tua sngat berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. apa saja yang harus para orang tua lakukan pada anak yang sedang emosi, dan bagaimana caranya orang tua memahami anak. tahap perkembangan anak pun di bagi menjadi beberapa periode. Di masa anak-anak, mereka mempunyai permasalahan-permasalahan yang terkadang sulit untuk dipahami. Kepribadiaan anak-anak cenderung aktif dan memeiliki kreativitas yang sangat tinggi. Selain itu, sifat imajinasinya pun selalu dalam pikirannya.
Pendidikan pada masa anak-anak harus diperhatikan oleh para orang tua, sedikit saja lengah anak-anak akan dipertanyakan masa depannya. Pendidikan umum dan pendidikan agama harus seimbang. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus memikirkan moral, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan di bina pada anak. 








2.      Rumusan Masalah

1)      Apa yang di maksud dengan masa perkembangan pada masa anak-anak?
2)      Perkembangan apa saja yang terjadi pada masa anak-anak?
3)      Bagaimana cara orang tua menghadapi anak-anak?
4)      Masalah-masalah apa saja yang ada pada masa anak-anak?


3.      Tujuan

1)      Mengetahui apa yang di maksud dengan perkembangan pada masa anak-anak.
2)      Mengetahui perkembangan apa saja yang ada pada masa anak-anak
3)      Mengetahui cara orang tua menghadapi anak-anak.
4)      Mengetahui masalah-masalah apa saja yang ada pada masa anak-anak.

















PEMBAHASAN
Tahap perkembangan yang perlu kita ketahui sebelum membahas lebih dalam tentang anak. menurut Bijou,ada lima periode perkembangan, yaitu: periode pra lahir (pembuahan sampai lahir), masa neonates (lahir sampai 10-14hari), masa bayi, (dua minggu sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua tahun sampai remaja) yang terdiri dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (6 sampai 13 tahun) dan masa puber (11 sampai 16 tahun).[1]
Menurut Hurlock ada 10 dasar mengenai perkembangan, yaitu:
1.      Perkembangan melibatkan perubahan
2.      [2]Perkembangan awal lebih kritis disbanding perkembangan selanjutnya
3.      Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
4.      Pola perkembangan dapat diramalkan
5.      Pola perkembangan punya karakteristik yang dapat diramalkan
6.      Terdapat perbedaan individu dalam belajar
7.      Adanya periode dalam pola perkembangan
8.      Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial
9.      Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang potensial
10.  Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Masa perkembangan anak-anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi. Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi, kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual kira-kira usia 13 tahun untuk wanita, dan 14 tahun untuk laki-laki. Selama masa panjang itu, terjadilah seujmlah perubahan yang mencolok baik secara fisik maupun secara psikologis.
Masa anak-anak ini dibagi menjadi 2 periode. Periode awal mulai dari umur 2-6 tahun (penutup masa bayi – usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati ), dan periode kedua mulai dari 6 sampai tiba saatnya anak matang secara seksual (tumbuhnya kemandirian- berakhir sekitar usia masuk sekolah dasar ). Masa anak-anak harus dipisah karena pertama, anak-anak yang belum mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dengan anak-anak yang sudah masuk sekolah. Kedua karena efek dari faktor-faktor sosial, bukan oleh faktor-faktor fisik.[3]
Menurut M. Montessori (pendidik wanita asal Italia), masa peka adalah masa pertumbuhan suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi serta dikembangkan. Usia (3-5 tahun) adalah masa yang baik untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa didaerahnya. Kadang-kadang seorang anak sudah peka membaca pada umur 4 tahun, ada juga yang 5 tahun tapi yang paling lambat 6-7 tahun. Menurut system pendidikan klasikal, anak yang berusia 6 tahun itu harus masuk sekolah agar bias membaca. Tetapi menurut M. Montessori, untuk membaca hampir lampau menjelang 6 tahun. [4]
Pentingnya kesediaan belajar
Bila anak belum siap belajar, upaya mengajar mereka membuang buang waktu dan tidak ada gunanya.hal itu akan menimbulkan perilaku yang justru tidak diinginkan, misalnya belajar kebiasaan buruk atau tidak ingin belajar. Sebaliknya apabila anak sudah siap belajar, tetapi tidak didorong untuk melakukannya, maka minat mereka akan hilang. Kemudian ketika para orang tuadan guru memutuskan bahwa telah tiba saatnya untuk belajar mereka tidak mau lagi berusaha.[5]
Ciri-ciri awal masa anak-anak :
Menurut sebagian orang tua awal masa anak-anak adalah usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Karena pada masa ini anak-anak dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Orang tua juga menganggap masa anak-anak itu sebagai usia mainan. Karena anak mudah menghabiskan senagian besar waktu bermain dengan mainannya.
Contoh : bandel, keras kepala, tidak mnurut (negatifitas), melawan, sering kali marah tanpa alasan, dan merasa cemburu.
Menurut para pendidik, awal masa anak-anak adalah usia prasekolah. Untuk membedakannya saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik maupun secara mental.
Menurut para ahli psikologi, awal masa anak-anak adalah :
1.      Usia kelompok, karena masa ini dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar prilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi.
2.      Usia menjelajah, karena anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan.
3.      Usia bertanya, karena salah satu cara anak-anak pada umumnya dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan cara bertanya.
4.      Usia meniru, karena anak-anak mudah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
5.      Usia kreatif, karena anak-anak lebih menunjukkan kreatifitas dalam bermain.[6]

Perkembangan fisik pada awal anak-anak
Terdapat bukti bahwa perbedaan fisik dan mental terdapat pada semua jenis kelamin dan anak dengan latar belakang ras yang berbeda. Perbedaan ini sebagian karena faktor keturunan dan sebagian dari faktor lingkungan.[7]
Anak dengan kecerdasan lebih tinggi, tubuhnya cenderung tinggi dari pada anak dengan kecerdasan rata-rata atau dibawah rata-rata. Pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara lebih cepat pada anak perempuan. Anak dari kelompok ekonomi tinggi, perkembangannya tinggi, berat dan otot-otot badan cenderung lebih baik dibanding anak-anak dari kelompok ekonomi rendah.
Kebiasaan fisiologis, nafsu makan anak-anak tidak sebesar seperti masa bayi, karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Anak-anak usia 3 tahun, tidur sekitar 12 jam sehari. Merekapun harus bias mengendalikan kantung kemih pada malam hari.
Anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar bicara. Karena belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai anggota kelompok daripada yang kemampuan berkomunikasinya terbatas.[8]
Perkembangan motorik pada masa anak
Perkembangan motorik adalah pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Selama 4 atau 5 tahun pertama kehidupan pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Bila tidak ada gangguan yg menghambat perkembangan motorik, umur 6 tahun anak akan siap menyesuaikan diri dg sekolah dan teman sebayanya. Anakpun akan siap melakukan penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Gerak motorik contohnya, mengisap, menelan, berkedip, menggenggam, dll.[9]
Perkembangan bicara pada anak
Cara seorang anak berbicara yaitu, pertama, kemampuan mengeluarkan bunyi tertentu dalam kombinasi yang dikenal sebagai kata yakni aspek motorik bicara, dan kedua, kemampuan mengaitkan arti dengan kata-kata tersebut, yakni aspek mental dan bicara. Kondisi yang menimbulkan perbedaan dalam belajar berbicara yaitu kesehatan, kecerdasan, keadaan sosial ekonomi, jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran keluarga, urutan kelahiran dan metode pelatihan anak. Dari umur 18 bulan sampai 4 atau 5 tahun, anak menguasai kemampuan berbicara tetapi mereka harus belajar lebih banyak lagi sebelum mereka mencapai kemampuan berbicra orang dewasa. [10]
Perkembangan emosi pada anak
Emosi yang umum pada awal masa anak-anak yaitu amanah, iri hati, takut, gembira, cemburu, sedih, ingin tahu dan kasih sayang.[11]
Perkembangan sosial pada anak
Pola prilaku sosial pada masa anak yaitu meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, hubungan sosial, membagi dan prilaku akrab. Sedangkan pola prilaku tidak sosial pada masa anak yaitu negativism, agresif, prilaku berkuasa, memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, merusak pertentangan seks, dan persaingan. [12]
Perkembangan bermain pada anak
Penggolongan teman pada masa anak-anak ada 3, yaitu: Rekan (Biasanya anak-anak memilih rekan  baik laki-laki maupun perempuan dan dari segala umur). Teman bermain (Biasanya anak-anak memilih teman bermain dari yang sejenis dan dari segala umur). Teman baik (Biasanya anak-anak memilih teman baik yang sejenis dan dari segala umur. Biasanya individu dapat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling dapat dipercaya). [13]
Pola bermain awal masa anak-anak. Anak-anak senang dibacakan dan melihat gambar-gambar dari buku ( dongeng-dongeng, nyanyian anak, cerita-cerita tentang hewan dan kejadian sehari-hari). Anak-anak jarang melihat bioskop, tapi ia senang dengan film kartun, film tentang binatang dan film rumah tentang anggota keluarga. Anak-anak juga senang mendengarkan radio tapi lebih senang melihat televisi. [14]
Perkembangan moral pada anak
Perkembangan moral pada masa awal anak-anak masih dalam tingkat yang rendah, karena anak tidak mengerti masalah standar moral. Anak-anak hanya belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa. Awal masa anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”. Kohlberg memperinci dan memperluas tahap-tahap perkembangan moral Piaget dengan 2 tahap, tahap pertama adalah anak menilai benar salahnya perbuatan berdasarkan akibat-akibat fisik dari perbuatan itu. Dan tahap kedua anak menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar memperoleh pujian.
Kategori konsep umum yang berkembang selama masa anak-anak adalah kehidupan, kematian, fungsi tubuh, ruang, berat, bilangan, waktu, diri sendiri, kesadaran sosial, keindahan, dan kelucuan. [15]
Jenis disiplin yang digunakan pada masa awal anak-anak
1.      Disiplin otoriter
Orang tua menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus memtuhi peraturan-peraturan tersebut.
2.      Disiplin yang lemah
Anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, anak tidak dihukum dengan sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berprilaku sosial baik.
3.      Disiplin demokrasi
Anak harus mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat oleh orang tua dan anak-anak memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap bahwa peraturan itu tidak adil.[16]

Pengaruh disiplin pada masa anak-anak
1.      Pengaruh pada prilaku
2.      Pengaruh pada sikap
3.      Pengaruh pada kepribadian[17]
Minat pada awal masa anak-anak
1.      Minat pada agama
2.      Minat pada tubuh manusia
3.      Minat pada diri sendiri
4.      Minat terhadap seks
5.      Minat terhadap pakaian
Hubungan keluarga pada awal masa anak-anak
-          Hubungan orang tua-anak
Karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan, maka hubungan yng buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk.
-          Hubungan dengan saudara
Tidak semua hubungan dengan saudara bersifat bertentangan, kalaupun ada hanyalah sesekali saja. Misalnya dari saudaranya, anak menilai prilakunya sendiri sebagai mana orang menilainya.
-          Hubungan dengan sanak keluarga
Apabila keluarga tinggal di kota lain/berbeda, maka hubungan dengan anak akan jarang. Peran saudara sepupu adalah sebagai teman bermain, sedangkan nenek berperan sebagai pengasuh atau pengganti ibu. [18]
Konsep dan bentuk kepribadian anak
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Penggolongan kepribadian dibagi menjadi :
1.      Tipe Sanguin
Tipe ini memiliki crri-ciri: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Tipe ini pun memiliki kelemahan, yaitu cenderung impulsive, dan bertindak sesuai emosinya atau keinginannya.
2.      Tipe Flegmatik
Tipe ini memiliki cirri-ciri; gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas
3.      Tipe Melankolik
Tipe ini memiliki cirri-ciri: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaan yang sangat kuat dan sangat sensitif.
4.      Tipe Kolerik
Tipe ini memiliki cirri-ciri: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, disiplin kerja yang sangat tinggi dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
5.      Tipe Asertif
Tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. [19]

Kondisi yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak-kanak
1.      Cara pelatihan anak
2.      Cita-cita orang tua
3.      Posisi urutan
4.      Kelompok minoritas
5.      Ketidaknyamanan lingkungan. [20]
Faktor yang mempengaruhi kepribadian seorang anak
1.      Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.
2.      Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Biasanya merupakan keluarga, teman, tetangga, TV, VCD, Koran, majalah, dll.[21]
Bahaya pada awal masa anak-anak
1.      Bahaya fisik
Kematian, penyakit, kecelakaan, tidak menarik, kejanggalan. Kegemukan, dan tangan kidal.
2.      Bahaya psikologis
Bersifat tidak sosial, gagal belajar penyesuaian sosial karena kurangnya bimbingan. Disiplin yang tidak konsisten, gagal dalam mengambil peran seks sesuai dengan pola yang disetujui oleh kelompok sosial, kemerosotan dalam hubungan keluarga dan konsep diri yang kurang baik.
Kebahagian pada awal masa anak-anak bergantung lebih kepada kejadian yang menimpa anak dari pada kejadian diluar rumah. [22]
Orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia, maka harus mengetahui masalah prilaku anak secara obyektif. Orang tuapun harus belajar melihat anak dengan mata ketika anak berada dalam keadaan tenang, berguna, dan berprilaku baik. Prilaku-prilaku ini harus dibuat sebagai miniature di mata orang tua.[23]
Beberapa prilaku anak dan berbagai konsekuensinya
Ø  Anak yang sedang marah, jika di beri permen maka permen itu akan menghentikan kemarahan anak tersebut.
Ø  Anak yang berprilaku antagonis yang suka membuat pernyataan seperti “ ibu tidak menyayangiku”, maka orang tua perlu meyakinkan anak, merespon prilaku anak, dan memberi perhatian pada anak.[24]
Kenakalan anak
a.       Secara sadar dan sengaja
Pada dasarnya anak memahami betul perbuatan burukyang dilakukannya. Ia tahu bahwa dirinya tengah melakukan perbuatan tercela.
b.      Secara tidak sadar dan tanpa di sengaja
c.       Terjadi dimana seorang anak melakukan perbuatan buruk tanpa memahami keburukannya itu.
Sebab-sebab kenakalan anak yang harus diperhatikan
a.       Tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
b.      Perasaan marah dan jengkel
c.       Sang anak dibiarkan menangis sehingga mendorong dirinya untuk terus menangis bahkan sampai berguling-guling di tanah.[25]
Manfaat ulah anak
a.       Melatih anak bersikap mandiri
b.      Melatih anak menghadapi dan menentang kehendak orang lain yang keliru
c.       Meneguhkan tekad hati sang anak dalam mewujudkan keinginannya
d.      Melatih daya kreativitas sang anak
e.       Mendidik anak untuk memperjuangkan tujuannya dengan cara yang benar
Bahaya ulah anak
a.       Menyebabkan ketidak keteraturan
b.      Menciptakan kebiasaan membantah perintah dan melawan orang tua
c.       Membuat aanak lari dari tanggung jawab
d.      Merepotkan orang lain
e.       Terhentinya proses perkembangan anak secara normal[26]
Bakat pada anak
Untuk memahami bakat pada anak, kita dapat mengarahkan mereka secara baik. Bakat sendiri adalah semacam perasaan dan perhatian, ia salah satu metode piker. Pengalaman itu menyinari bakat, dan bakat didapat melalui belajar, baik ia berhubungan dengan materi pelajaran, permainan, dan pikiran dalam menjawab teka-teki. Contoh bakat pada anak yaitu dalam berbagai macam kegiatan selain menggambar, seorang anak menyukai belajar al jaba, bahasa Perancis, suka main bola dan olah raga. Kebanyakan anak mempunyai bakat yang bertingkat tingkat kuat lemahnya. Jadi, bakat itu berbeda beda derajatnya, ditentukan oleh kuat atau lemahnya bakat umum si anak.[27]
Cara mencari bakat anak
a.       Dengan memperhatikan apa yang di kerjakan anak
b.      Dengan menganalisa jawabannya terhadap beberapa pertanyaan yang di hadapkan kepadanya dalam bentuk angket
c.       Dengan meneliti jawabannyaterhadap pertanyaan-pertanyaan tes bakat yang telah standar
Macam-macam bakat
a.       Bakat lapangan
b.      Bakat mekanik
c.       Bakat bilangan
d.      Bakat ilmu
e.       Bakat persuasi
f.       Bakat seni
g.      Bakat sastra
h.      Bakat music, dll [28]












PENUTUP

Kesimpulan
Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di letakan pada masa bayi. Perkembangan yang terjadi pada anak-anak diantaranya yaitu perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan bermain anak-anak. Disiplin dibutuhkan  pada masa anak. Bakat-bakat yang ada pada anak diantaranya yaitu anak suka bermain bola, disamping itu mempunyai bakat di bidang pendidikan dan seni. kenakalan-kenakalan seorang anak tidak hanya menimbulkan manfaat saja, tetapi bahaya dari kenakalan ank-anak tersebut juga banyak . Hubungan orang tua sangat berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. Para orang tua harus pengertian pada anak yang sedang emosi,yaitu dengan cara memperhatikan anak tersebut. Tahap perkembangan anak di bagi menjadi 5 periode, yaitu periode pra lahir (pembuahan sampai lahir), masa neonates (lahir sampai 10-14hari), masa bayi, (dua minggu sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua tahun sampai remaja) yang terdiri dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (6 sampai 13 tahun) dan masa puber (11 sampai 16 tahun).[29]


Saran
            Penulis berharap dengan adanya makalah tetang perkembangan pada masa anak-anak ini, penulis khususnya dan para pembaca dapat memahami bagaimana perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak. penulispun berharap adanya kritik saran dr para abaca. Karena semua itu untuk sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.
           






DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga : Jakarta
Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Sjarkawi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. PT. Bumi Aksara: Jakarta. 
Azerrad, Jacob. 2005. Membangun Masa Depan Anak. Nusamedia, Nuansa: Bandung.
Qaimi, Ali. 2002. Keluarga dan Anak Bermasalah. hlm.20-22. Cahaya: Bogor.
Kuder, Frederic dan Blance B.Paulson. 2004. Mencari Bakat Anak-Anak. N.V Bulan Bintang: Jakarta.
Hidayati,  Arini. 1998. Televisi dan Perkenbangan Sosial Anak. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.


[1][1] Hidayati,  Arini. 1998. Televisi dan Perkenbangan Sosial Anak. hlm. 13. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
[2] Ibid. hlm. 18
[3] Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. hlm. 108.  Erlangga : Jakarta
[4] Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. hlm. 15. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
[5] Opcit. hlm. 30
[6] Opcit. hal 108-109
[7] Opcit. hlm. 35
[8] Ibid. hlm. 111-112
[9] Opcit. hlm. 150-151
[10] Ibid. hlm.183-186  
[11] opcit. hlm. 116
[12] Ibid. hlm. 118-119
[13] Ibid. 119
[14] Ibid. hlm. 122

[15] Ibid. hlm 123-124.
[16] Ibid. hlm 125.
[17] Ibid. hlm 126.
[18] Ibid. hlm 130-131.
[19] Sjarkawi. 2005. Pembentukan Kepribadian Anak. hlm.11-12. PT. Bumi Aksara: Jakarta. 
[20] opcit. hlm 132.
[21] opcit. hlm. 19
[22] Ibid. hlm 133-140.
[23] Azerrad, Jacob. 2005. Membangun Masa Depan Anak. hlm, 19. Nusamedia, Nuansa: Bandung.
[24] Ibid. hlm, 30-31
[25] Qaimi, Ali. 2002. Keluarga dan Anak Bermasalah. hlm.20-22. Cahaya: Bogor.
[26] Ibid. hlm. 31-32
[27] Kuder, Frederic dan Blance B.Paulson. 2004. Mencari Bakat Anak-Anak. hlm. 11-15. N.V Bulan Bintang: Jakarta.
[28] Ibid. hlm. 28-35
[29][29] Hidayati,  Arini. 1998. Televisi dan Perkenbangan Sosial Anak. hlm. 13. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar