BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia. (www.wikkipedia.com)
Kebudayaan yang disebut juga peradaban mengandung pengertian yang
luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat istiadat, dan sebagainnya.
Menurut para ahli hasil kebudayaan yaitu: Pertama, anggapan bahwa adanya
hukum pemiukiran disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan
yang sama dan penyebabnyan sama. Kedua, angaapan bahwa tingkat
kebudayaan muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi
masing-masing proses sejarahnya. (M. Munandar, 1987: 10)
Maka kebudayaan dapat di definisikan sebagai hasil pengungkapan
diri manusia kedalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat
dan menjadi warisannya. Manusia harus menciptakan suatu kebudayaan, sebab tanpa
kebudayaan ia mahluk yang tidak berdaya, yang menjadi korban dari keadaannya
yang tidak lengkap dan naluri-nalurinya ynag tidak terpadu. (Djoko Widagdho,
1988:7)
Menurut
Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His work tentang teori kebudayaan
yaitu: (M. Munandar, 1987: 11)
1.
Kebudayaan dapat dipelajari.
2.
Kebudayaan bersumber dari segi biologis, lingkungan psikologis, dan
komponen sejarah eksistensi manusia.
3.
Kebudayaan mempunyai struktur.
4.
Kebudayaan dapat dipecahkan dalam berbagai aspek.
5.
Kebudayaan bersifat dinamis.
6.
Kebudayaan mempunyai variable.
7.
Kebudayaan memperlihatkan keteraturan.
8.
Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang untuk mengatur keadaan
totalnya dan menambah arti bagi kesan kreatif.
B.
Perubahan Kebudayaan dan Penyesuaian Diri Antar Budaya
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun
selalu dalam keadaan berubah. Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa
hal: (M. Munandar, 1987: 29)
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Selain jumlah penduduk dan komposisinya,
juga adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan
inovasi.
Proses penerimaan perubahan berbagai
faktor yang mempengaruhi diterimanya atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru,
diantaranya: (M. Munandar, 1987: 30)
1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan kebudayaan dengan orang-orang
yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai agama, maka penerimaan unsur baru ini mengalami
kterlambatan dan harus disensor dulu berlandasaan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses kebudayaan
baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada kebudayaan yang
menjadi landasan.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan
dapat dengan mudah dibuktikan kegunaan oleh masyarakat.
Adapun yang menyebabkan
peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan yaitu: Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai
bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat (ketinggalan kebudayaan). Cultural survival adalah suatu cara
tradisional yang mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang. Cultural conflic muncul sebagai akibat
relatifnya kebudayaan. Hal ini langsung konflik antar budaya, faktornya
perbedaan keyakinan. Cultural shock diakibatkan
kecemasan orang itu kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang
pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik. (M. Munandar, 1987: 31-32)
C.
Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya,
dalam menelaah alam dan budaya, manusia menemukan unsur dosa melihat di
dalamnya. Dalam bahasa Jerman disebut innerweltliche askese (bertapa
dalam dunia). Calvin mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia,
tetapi penanganannya harus dilakukan harus dilakukan secara sederhana saja.
Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun itu
merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hal yang berharga
sehingga harus dikejarnya, maupun sebagai hal yang tidak berharga sehingga
harus dijauhi. Budaya harus kita dekati tetapi jika kita gegabah akan membawa
laknat kepada kita sendiri. Budaya manusia dapat menaklukan alam, tetapi budaya
juga dapat merusak alam. (Mawardi dan Nurhandayani, 2009: 185)
D.
Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan
produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja. Tambahan
satu unit modal atau tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi.
Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, semakin meningkat pula produksi.
Ada keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai factor-faktor
produksi .pemanfaatan tenaga kerja harus dilihat dari segi kuantitas dan
kualitas. Keahlian atau keterampilan tenaga kerja dalam memainkan barang modal
untuk menghasilkan produksi dapat menentukan output produksi.
Factor-faktor produksi diantaranya modal, sumber daya manusia dan
sumber daya alam. Apabila tidak digunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal
akan mengurangi keuntungan karena modal mengalami penyusutan. Produktivitas
dapat tercapai apabila tiap factor produksi dapat berproduksi sesuai
kapasitasnya.
Untuk menaikan produktivitas barang modal adalah dengan
mempergunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber
daya manusia dengan pendidikan. (Muwardi
dan Nurhandayani, 2009: 186-187)
E.
Kemiskinan
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama
bahan pokok, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan sebagainya. Adapun
factor yang menimbulkan kemiskinan, diantaranya:
1.
Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah
semua benda yang merupakan hadiah alam. Manusia harus bias memanfaatkan sumber
daya alam yang ada. Sumber daya alam merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu
bangsa atau negara.
Sumber daya alam harus dikelola dengan baik. Sebab sumber daya alam
ini ada yang bias diperbaharui dan ada yang tidak bisa diperbaharui.
Pengelolaan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran
merupakan ukuiran tingkat kesejahteraan suatu bangsa. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 187)
2.
Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengelolaan. Tentu dalam
hal ini manusia sebagai subjeknya harus bias mengelolanya. Di daerah atau
negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia
tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Dengan transmigrasi sumber daya
alam itu dapat dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 188)
3.
Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat
berbuat banyak. Kalaupun suatu Negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup
tersedia sumber daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal,
kekayaannya itu belum bisa diambil manfaatnya. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 188)
4.
Rendahnya Produktivitas
Sumber daya manusia yang dimiliki tidak mampu banyak berbuat untuk
mengejar ketinggalannya dari negara maju, karena memang produktivitasnya
rendah. Begitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana
sehingga produktivitasnya sangat rendah. Bagi Negara yang produktivitas sumber
daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi
kebutuhan rakyatnya. Agar sumber daya alam tidak musnah dengan waktu yang
singkat maka harus digunakan pada batas tertentu. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 189)
5.
Rendahnya Pendidikan
Kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan
rakyatnya. Di Negara maju tingkat pendidikannya cukup tinggi. Sebaliknya di
Negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya cukup rendah. Itulah sebabnya sumber
daya manusia tidak mempunyai keterampilan dala pembangunan bangsanya usaha
meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum
tersedianya sarana dan dana. Peningkatan kecakapan rakyatnya melalui
pendidikan. (Muwardi
dan Nurhandayani, 2009: 190)
BAB III
PENUITUP
A. Keaimpuln
Sesuai dengan pembahasan dari bab-bab di atas maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kebudayaan dapat di definisikan sebagai hasil pengungkapan diri manusia
kedalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi
warisannya.
2.
Adapun yang menyebabkan
peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan yaitu: Cultural lag , Cultural
survival, Cultural conflic dan Cultural shock.
3.
Budaya itu bagaimanapun itu merupakan bagian dari kehidupan
manusia, baik sebagai hal yang berharga sehingga harus dikejarnya, maupun
sebagai hal yang tidak berharga sehingga harus dijauhi.
B. Saran
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk
kebaikan makalah yang saya buat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi
dan Nurhandayani. 2009. Ilmu Budaya
Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Widagdho,
Djoko. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Bandung:
Radar Jaya.
Munandar,
M. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Www.
Wikipedia. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar