Minggu, 06 Januari 2013

KEBUDAYAAN YANG MENYEBABKAN KEMAJUAN YANG MENDORONG KEMISKINAN


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. (www.wikkipedia.com)
Kebudayaan yang disebut juga peradaban mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat istiadat, dan sebagainnya. Menurut para ahli hasil kebudayaan yaitu: Pertama, anggapan bahwa adanya hukum pemiukiran disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnyan sama. Kedua, angaapan bahwa tingkat kebudayaan muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya. (M. Munandar, 1987: 10)
Maka kebudayaan dapat di definisikan sebagai hasil pengungkapan diri manusia kedalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya. Manusia harus menciptakan suatu kebudayaan, sebab tanpa kebudayaan ia mahluk yang tidak berdaya, yang menjadi korban dari keadaannya yang tidak lengkap dan naluri-nalurinya ynag tidak terpadu. (Djoko Widagdho, 1988:7)
Menurut Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His work tentang teori kebudayaan yaitu: (M. Munandar, 1987: 11)
1.    Kebudayaan dapat dipelajari.
2.    Kebudayaan bersumber dari segi biologis, lingkungan psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia.
3.    Kebudayaan mempunyai struktur.
4.    Kebudayaan dapat dipecahkan dalam berbagai aspek.
5.    Kebudayaan bersifat dinamis.
6.    Kebudayaan mempunyai variable.
7.    Kebudayaan memperlihatkan keteraturan.
8.      Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang untuk mengatur keadaan totalnya dan menambah arti bagi kesan kreatif.
B.  Perubahan Kebudayaan dan Penyesuaian Diri Antar Budaya
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal: (M. Munandar, 1987: 29)
1.    Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.    Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Selain jumlah penduduk dan komposisinya, juga adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi diterimanya atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru, diantaranya: (M. Munandar, 1987: 30)
1.    Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.    Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, maka penerimaan unsur baru ini mengalami kterlambatan dan harus disensor dulu berlandasaan ajaran agama yang berlaku.
3.    Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses kebudayaan baru.
4.    Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada kebudayaan yang menjadi landasan.
5.    Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaan oleh masyarakat.
Adapun yang menyebabkan peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan yaitu: Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat (ketinggalan kebudayaan). Cultural survival adalah suatu cara tradisional yang mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang. Cultural conflic muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan. Hal ini langsung konflik antar budaya, faktornya perbedaan keyakinan. Cultural shock diakibatkan kecemasan orang itu kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik. (M. Munandar, 1987: 31-32)

C.  Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya, manusia menemukan unsur dosa melihat di dalamnya. Dalam bahasa Jerman disebut innerweltliche askese (bertapa dalam dunia). Calvin mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan harus dilakukan secara sederhana saja.
Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun itu merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hal yang berharga sehingga harus dikejarnya, maupun sebagai hal yang tidak berharga sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati tetapi jika kita gegabah akan membawa laknat kepada kita sendiri. Budaya manusia dapat menaklukan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. (Mawardi dan Nurhandayani, 2009: 185)

D.  Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja. Tambahan satu unit modal atau tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, semakin meningkat pula produksi.
Ada keterkaitan antara modal dan tenaga kerja sebagai factor-faktor produksi .pemanfaatan tenaga kerja harus dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Keahlian atau keterampilan tenaga kerja dalam memainkan barang modal untuk menghasilkan produksi dapat menentukan output produksi.
Factor-faktor produksi diantaranya modal, sumber daya manusia dan sumber daya alam. Apabila tidak digunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal akan mengurangi keuntungan karena modal mengalami penyusutan. Produktivitas dapat tercapai apabila tiap factor produksi dapat berproduksi sesuai kapasitasnya.
Untuk menaikan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dengan pendidikan. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 186-187)

E.  Kemiskinan
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama bahan pokok, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan sebagainya. Adapun factor yang menimbulkan kemiskinan, diantaranya:
1.    Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam. Manusia harus bias memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau negara.
Sumber daya alam harus dikelola dengan baik. Sebab sumber daya alam ini ada yang bias diperbaharui dan ada yang tidak bisa diperbaharui. Pengelolaan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuiran tingkat kesejahteraan suatu bangsa. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 187)
2.    Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengelolaan. Tentu dalam hal ini manusia sebagai subjeknya harus bias mengelolanya. Di daerah atau negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 188)
3.    Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalaupun suatu Negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum bisa diambil manfaatnya. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 188)
4.    Rendahnya Produktivitas
Sumber daya manusia yang dimiliki tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalannya dari negara maju, karena memang produktivitasnya rendah. Begitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana sehingga produktivitasnya sangat rendah. Bagi Negara yang produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi kebutuhan rakyatnya. Agar sumber daya alam tidak musnah dengan waktu yang singkat maka harus digunakan pada batas tertentu. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 189)
5.    Rendahnya Pendidikan
Kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Di Negara maju tingkat pendidikannya cukup tinggi. Sebaliknya di Negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya cukup rendah. Itulah sebabnya sumber daya manusia tidak mempunyai keterampilan dala pembangunan bangsanya usaha meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya sarana dan dana. Peningkatan kecakapan rakyatnya melalui pendidikan. (Muwardi dan Nurhandayani, 2009: 190)

BAB III
PENUITUP

A.  Keaimpuln
Sesuai dengan pembahasan dari bab-bab di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Kebudayaan dapat di definisikan sebagai hasil pengungkapan diri manusia kedalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya.
2.    Adapun yang menyebabkan peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan yaitu: Cultural lag , Cultural survival, Cultural conflic dan Cultural shock.
3.    Budaya itu bagaimanapun itu merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hal yang berharga sehingga harus dikejarnya, maupun sebagai hal yang tidak berharga sehingga harus dijauhi.

B.  Saran
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan makalah yang saya buat ini.


DAFTAR PUSTAKA

Mawardi dan Nurhandayani. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Widagdho, Djoko. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Radar Jaya.
Munandar, M. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT. Refika Aditama.
Www. Wikipedia. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar